Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Larang Mudik, Ini Curhat Pilu Pengusaha Transportasi, Akan Rumahkan Seluruh Pegawai

Pengusaha Angkutan Transportasi, Edi Sumitro (28), mengaku resah dan bingung setelah mendengar kabar pemerintah melarang seluruh masyarakat mudik.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pemerintah Larang Mudik, Ini Curhat Pilu Pengusaha Transportasi, Akan Rumahkan Seluruh Pegawai
WARTAKOTA/Nur Ichsan
LARANGAN MUDIK - Suasana di Terminal AKAP Kalideres, Jakarta Barat, masih dijumpai warga ibukota yang hendak pulang mudik ke kampung halamannya ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera, Selasa (21/4/2020). Terkait keputusan pemerintah yang akan memberlakukan larangan mudik, membuat sejumlah awak bus merasa keberatan, karena hanya akan membuat mereka menjadi susah karena kehilangan pekerjaan. (WARTAKOTA/Nur Ichsan) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Angkutan Transportasi, Edi Sumitro (28), mengaku resah dan bingung setelah mendengar kabar pemerintah melarang seluruh masyarakat untuk mudik tahun ini.

Bahkan Edi yang berkantor di kawasan Jakarta Barat itu mengaku berencana untuk merumahkan sementara seluruh pegawainya yang berjumlah 20 orang sejak kebijakan tersebut efektif Jumat (24/4/2020) mendatang.

"Jelas larangan ini menghentikan roda ekonomi di bidang transportasi yang selama ini masih bertahan," kata Edi ketika dihubungi pada Selasa (21/4/2020).

Ia pun mengatakan sudah menyampaikan rencana tersebut kepada seluruh pegawainya.

Menurutnya, larangan tersebut justru membuat seluruh pegawainya semakin gelisah.

"Mereka gelisah karena akan kesulitan memenuhi biaya hidup sehari hari," kata Edi.

Berita Rekomendasi

Pasalnya, seluruh pegawai Edi tersebut merupakan pegawai penerima upah harian.

Normalnya karyawan Edi bisa mendapat penghasilan Rp3,5 sampai Rp4 juta per bulan yang dibayar bertahap sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan.

"Job sudah sangat sepi sekarang, sehingga penghasilan mereka hanya berkisar Rp500 ribu sampai Rp1 juta per bulan," kata Edi.

Edi mengaku omset bisnisnya anjlok 75 persen secara bertahap dalam kurun satu bulan terakhir.

Baca: Anggota DPR Minta Warga Diperbolehkan Mudik: Luhut Tegaskan Tidak Bisa!

Baca: KAI Siap Layani Distribusi Pangan Selama Penerapan PSBB

Baca: KONSULTASI RAMADAN, Mana yang Utama, Salat Witir atau Salat Tahajud Dulu? Bisa Dikerjakan Bersamaan?

Karenanya, ia juga mengaku kesulitan untuk membayar biaya pengeluaran rutin dan perawatan armadanya.

Restrukturisasi ke Leasing Hingga Andalkan Sisa Tabungan
Untuk menutupi pengeluaran rutin dan perawatan itu pun terpaksa ia mengajukan restrukturisasi angsuran lima unit kendaraan dari total 10 unit armada yang sama yang dimiliki perusahaannya.

"Masih tahap proses. Kata leasing kurang lebih dua minggu," kata Edi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas