Impor Minyak Mentah China dari Arab Saudi Turun, Rusia Naik Dua Digit
China mengimpor minyak mentah 1,6 persen lebih sedikit dari Arab Saudi pada Maret lalu
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Pekan lalu, untuk kali pertama dalam sejarah, minyak berjangka untuk bulan Mei secara singkat diperdagangkan pada harga negatif sebagai sinyal bahwa ada lebih banyak cadangan minyak di pasar.
Jatuhnya harga minyak saat ini sebenarnya terlepas dari perjanjian OPEC+ dengan negara-negara mitra pada awal bulan ini untuk memangkas produksi minyak sekitar 9,7 juta barel per hari hingga periode Juni mendatang.
Pemangkasan ini dilakukan untuk mengakhiri kelebihan pasokan minyak, di tengah merosotnya permintaan terhadap komoditas satu ini.
Sebelumnya, harga minyak jatuh pada awal Maret, menyusul pertemuan OPEC+, di mana pejabat energi Arab Saudi dan Rusia gagal mencapai kesepakatan tentang berapa banyak persediaan yang harus dikurangi di tengah pandemi corona.
Baca: LPDB-KUMKM Tak Ubah Target Penyaluran Meski sedang Ada Pandemi Virus Corona
Saudi bahkan makin menambah panas situasi dengan mengumumkan diskon besar-besaran dalam kontrak April dan berjanji untuk meningkatkan produksi lebih dari 20 persen.
Negara-negara lain pun mengikutinya, saat para pedagang membeli minyak dengan harga murah dan menempatkan komoditas satu ini pada penyimpanan mereka, dengan harapan mendapatkan keuntungan ketika harga stabil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.