3 Mei Beroperasi Lagi dengan Menerapkan Physical Distancing, Maskapai Diminta Jangan Bandel
Danang Mandala Prihantoro, mengatakan sesuai dengan rekomendasi dari regulator, Lion Group menjalankan physical distancing di dalam kabin pesawat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai Lion Air yang merencanakan akan membuka kembali penerbangan domestik, pada 3 Mei 2020 menerapkan aturan baru perjalanan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Seluruh maskapai yang berada dalam pengelolaan Lion Air Group, yaitu Lion Air, Wings Air, dan Batik Air akan menerapkan peraturan baru tersebut.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan sesuai dengan rekomendasi dari regulator, Lion Group menjalankan physical distancing di dalam kabin pesawat.
Menurut Danang, Pesawat tipe Boeing 737-800NG, Boeing 737-900ER, Airbus 320-200CEO dan Airbus 320-200NEO kelas ekonomi dengan tempat duduk berkonfigurasi 3-3, pada kursi bagian tengah diberi tanda X dan tidak boleh dipergunakan.
"Kemudian untuk pesawat tipe ATR 72 dan kelas bisnis dengan tata letak kursi 2-2, menerapkan metode saling silang atau zig-zag," ujar Danang dalam keterangannya, Sabtu (2/5/2020).
"Pengaturan tempat duduk ini, untuk memastikan terdapat jarak aman antar penumpang saat duduk di dalam pesawat. Para awak kabin dan petugas layanan darat juga membantu teknis pengaturan jarak," lanjutnya.
Danang juga menjelaskan, physical distancing juga berlaku ketika penumpang berada di ruang tunggu, proses mengantre, hingga penumpang yang berada di dalam bus saat menuju dan turun dari pesawat.
"Kami mewajibkan seluruh awak pesawat, petugas layanan darat, dan setiap tamu mengikuti protokol kesehatan yang ada," kata Danang.
Dalam keterangannya Danang juga menjelaskan, untuk operasional penerbangan, kebersihan pesawat terus dilakukan dan ditingkatkan oleh pihak Lion Air Group.
Baca: Pasien Hamil Tua Ternyata Positif Virus Corona, 13 Tenaga Medis Tertular Covid-19 Hingga Tutup RS
Sementara itu, Thai Lion Air anak perusahaan Lion Group kembali beroperasi dengan melayani penerbangan domestik efektif sejak Jumat (1/5/2020).
Sebelumnya, Thai Lion Air melakukan penundaan atau pembatalan sementara sesuai dengan aturan karena dampak dari wabah corona virus disease 19 (Covid-19).
Chairman of the Board Thai Lion Air, Capt Darsito Hendro Seputro menjelaskan faktor muat penumpang diatur pada pesawat Boeing 737-800 dan Boeing 737-900ER (tata letak kursi 3-3), kursi hanya tersedia di bagian dekat jendela (window) dan lorong (aisle), untuk bagian tengah tidak dipergunakan dengan ditandai “X”.
Aturan lainnya, Thai Lion Air juga mewajibkan awak kabin pilot dan pramugari untuk menggunakan masker dan sarung tangan selama penerbangan.
"Pelaksanaan penerbangan berpedoman kepada prinsip-prinsip dan standar operasional prosedur kesehatan dalam memastikan pengamanan kru yang bertugas dan penumpang," ucap Darsito.
Dalam penerbangan, Thai Lion Air tidak menyediakan penjualan untuk makanan ringan, minuman dan makanan berat serta tidak mengizinkan setiap penumpang membawa makanan sendiri untuk dikonsumsi selama penerbangan.
"Kami mengimbau dan meminta kepada seluruh karyawan, awak pesawat dan penumpang, agar memperhatikan dan mengikuti rekomendasi seluruh protokol kesehatan termasuk jaga jarak aman. Tujuannya ialah terdapat ruang yang cukup antara satu orang dengan orang lain agar bisa menghilangkan transmisi virus," terangnya.
Baca: Polisi Bakal Panggil Manajemen Travel Yang Masih Antarkan Pemudik, Bagaimana Nasib Penumpangnya?
Berikut enam kota tujuan domestik yang mulai diterbangi kembali:
1. Bangkok – Bandar Udara Internasional Don Mueang (DMK)
2. Chiang Mai – Bandar Udara Internasional Chiang Mai, Thailand Utara (CNX),
3. Surat Thani – Bandar Udara Internasional Surat Thani, Distrik Phunphin (URT),
4. Ubon Ratcahani – Bandar Udara Ubon Ratchathani (UBP),
5. Nakon Si Thammarat – Bandar Udara Nakhon Si Thammarat (NST), dan
6. Hat Yai – Bandar Udara Internasional Hat Yai (HDY).
Tunggu Aturan
Selain Lion Air, maskapai pelat merah Garuda Indonesia juga akan beroperasi kembali namun terbatas untuk kalangan tertentu yakni pebisnis.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, pihaknya saat ini masih menunggu kejelasan aturan layanan angkutan bisnis dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kami masih menahan diri untuk kembali membuka layanan, dan menunggu aturan jelas dari Kemenhub," ucap Irfan.
Tetapi Irfan menjelaskan, apabila kembali dibuka pada 3 Mei 2020, akan ada banyak persyaratan untuk para calon penumpang mulai dari maksud terbang, kesehtan, dan tiket kembali.
"Memang ada indikasi penerbangan domestik akan dibuka kembali, untuk mengangkut penumpang pada 3 Mei 2020," kata Irfan.
Baca: 4 Kasus Pasien Covid-19 Kabur dari Rumah Sakit Saat Perawatan, Ada yang Nekat Keluar Lewat Jendela
Menanggapi itu Garuda telah menyiapkan beberapa penyesuaian pada penerbangan di kelas ekonomi hanya diisi sekitar 60 persen dari kapasitas, sementara Airbus dengan konfigurasi 2-4-2 hanya diisi sekitar 50 persen.
"Kami juga memberlakukan protokol kesehatan, baik untuk penumpang maupun awak kabin, serta menyesuaikan berbagai fasilitas agar tidak terjadi penularan virus corona atau Covid-19 di dalam pesawat," ujar Irfan.
"Jadi kalau ada aturan mengenai petunjuk pelaksanaan dapat menerbangkan domestik lagi, kami sudah pastikan beberapa pesawat kami ready," lanjtunya.
Irfan juga menyebutkan punya cara jitu untuk membedakan masyarakat yang akan mudik, atau pulang kampung.
Menurutnya, industri penerbangan lebih mudah mengidentifikasi perbedaan mudik dan pulang kampung yang dilakukan penumpangnya.
"Kalau mudik, KTP (Kartu Tanda Penduduk) mereka berbeda dengan daerah tujuan, atau dia sudah punya tiket balik sebelum Lebaran," kata Irfan.
Jangan Bandel
Pakar Kebijakan Publik, Agus Pambagio, menanggapi adanya beberapa maskapai yang akan beroperasi mulai 3 Mei 2020.
Menurut Agus, saat ini pemerintah sedang melakukan peraturan yang memungkinan mereka untuk diizinkan beroperasi.
Baca: Kevin De Bruyne Ancam Tinggalkan Manchester City jika Gagal Banding ke UEFA
"Tetapi ini masih kemungkinan ya mereka bisa beroperasional, karena aturan resminya belum ke luar," ucap Agus.
Mengenai adanya beberapa maskapai yang siap terbang pada 3 Mei 2020, Agus menyebutkan bahwa ada kebandelan dari para maskapai karena mendahului peraturan pemerintah.
"Maskapai ini bandel, coba lihat pada beberapa agen perjalanan sudah ada maskapai yang menjual tiket untuk penerbangan besok," ujar Agus.
Bahkan Agus mengaku, bahwa salah seorang temannya sudah siap untuk melakukan penerbangan besok ke Jepang, karena sudah beli tiketnya.
"Saya minta para maskapai ini jangan main serabutan sendiri, dan peraturan ini belum resmi maka jangan terbang dulu," ucap Agus.
Kemudian Agus juga menyebutkan, bahwa kita semua mendorong para maskapai ini tidak berhenti beroperasi karena ada menimbulkan kendala logistik di daerah-daerah.
"Tetapi maskapai juga jangan seenaknya sendiri, jangan menganggap negara ini miliknya sendiri. Semua orang sedang susah, dan mohon sabar karena pemerintah sedang membuat peraturan," kata Agus.
Baca: Cerita Petugas Minta Truk Towing Putar Balik karena Sembunyikan Pemudik di Mobil yang Ditutup Terpal
Menurut Agus, bila memang tidak bisa bersabar dan mengikuti peraturan lebih baik diberhentikan saja operasionalnya.
"Kalau memang tidak bisa sabar, dan susah diatur sekalian saja setop operasionalnya. Regulator ini sedang bekerja, saya paham betul karena dikritisi habis mereka sama saya," ujar Agus.
Selain itu Agus juga menjelaskan, mekanisme penerapan terbang untuk kalangan bisnis pun belum diketahui, seperti apa saja dokumen yang harus disiapkan dan diperlukan.(Tribun Network/har/nas/wly)