Agar Roda Ekonomi Berputar saat New Normal, Begini Strategi Kemendag
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, saat ini kinerja ekspor impor berjalan dengan cukup baik.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan telah mengambil berbagai langkah strategis agar sektor perdagangan dan ekspor terus berputar di era new normal.
Kemendag juga bersinergi dengan berbagai pihak untuk mengatasi defisit neraca perdagangan.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, saat ini kinerja ekspor impor berjalan dengan cukup baik.
Ini ditandai, sesuai dengan data yang telah dirilis BPS pada 15 Juni 2020, neraca perdagangan luar negeri Indonesia pada bulan Mei 2020 surplus US$ 2,1 miliar.
Baca: Mendag Berharap Pembukaan Mal Berdampak Positif Bagi Perekonomian
Baca: Bertemu Satgas Lawan COVID-19 DPR RI, Mendag Sampaikan Lima Fase New Normal Bidang Perdagangan
Sehingga secara kumulatif, periode Januari – Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$4,3 miliar.
“Capaian kinerja perdagangan ini cukup menggembirakan, mengingat banyaknya pihak yang memprediksi penurunan kinerja perdagangan akibat pandemi,” ucap Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, kepada media, Selasa (23/6).
Adapun produk-produk ekspor non-migas yang masih mengalami pertumbuhan pada periode Januari-Mei 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, logam mulia, perhiasan/permata, dan alas kaki.
Sementara, beberapa negara tujuan ekspor non-migas yang masih mengalami peningkatan pada periode tersebut adalah Singapura, China, dan Australia.
Namun demikian, Mendag mengajak semua pihak tetap perlu waspada dan memusatkan perhatian pada kinerja perdagangan secara keseluruhan.
Surplus yang dinikmati tersebut bersumber dari penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor, di mana selama Mei 2020 impor turun 42% (yoy) dan ekspor turun 29% (yoy).
Karena itu, berbagai strategi disiapkan Kemendag untuk mengantisipasi penurunan kinerja ekspor yang lebih dalam pada semester ke-2 tahun 2020, antara lain memaksimalkan keberadaan perwakilan perdagangan di luar negeri untuk tetap mengawal berjalannya ekspor ke negara akreditasi dengan cara memonitor dan melaporkan perkembangan kondisi negara tujuan ekspor sehingga diperoleh info mengenai peluang dan hambatan ekspor secara cepat dan real time.
Kemudian, melakukan promosi, business matching maupun one on one meeting antara eksportir dengan buyer di luar negeri secara virtual. Salah satu contohnya adalah pada tanggal 20 Mei 2020 lalu, ITPC Sydney telah memfasilitasi perjanjian kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Australia dengan total transaksi sebesar sekitar US$ 1,4 juta.
Seluruh kantor Atase Perdagangan dan ITPC akan digerakkan untuk terus mendorong promosi ekspor Indonesia secara virtual di masa pandemi Covid-19 ini.
Kemudian, mendorong pelaku usaha ekspor segera memanfaatkan akses pasar ke negara mitra FTA, seperti Indonesia-Australia CEPA (IA-CEPA) yang akan berlaku mulai 5 Juli 2020.