Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rangkaian KRL di Stasiun Akhir Harus Dikosongkan Sebelum Balik Arah

Pihaknya menyiapkan petugas keamanan untuk menyisir kereta saat sampai di stasiun akhir, untuk menghindari hal tersebut terjadi

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Rangkaian KRL di Stasiun Akhir Harus Dikosongkan Sebelum Balik Arah
TRIBUNNEWS/RINA AYU PANCA RINI
VP Communications PT KCI Anne Purba di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Selasa malam (2/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), mewajibkan penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) mengosongkan rangkaian kereta saat sampai di stasiun akhir tujuan.

Vice President Corporate Communication PT KCI, Anne Purba mengatakan, kebijakan ini untuk mengantisipasi adanya penumpang yang menghindari antrean panjang akibat penyekatan di stasiun.

Baca: Kereta Prameks Solo-Jogja akan Dihentikan dan Diganti KRL, Apa Kelebihannya?

"Biasanya untuk menghindari antrean, penumpang KRL dengan sengaja naik di stasiun lain sebelum kereta balik arah dari stasiun tujuan akhir," kata Anne dalam keterangannya, Rabu (1/7/2020).

Mengantisipasi hal tersebut, Anne menyebutkan, pihaknya menyiapkan petugas keamanan untuk menyisir kereta saat sampai di stasiun akhir, untuk menghindari hal tersebut terjadi.

Saat melakukan penyisiran, lanjut Anne, petugas keamanan akan meminta seluruh pengguna KRL turun dan mengosongkan kereta sebelum diisi oleh pengguna yang telah menunggu di peron.

"Jadi pengguna yang ingin balik arah saat tiba di stasiun akhir, harus melakuan tap out terlebih dahulu kemudian mengantre kembali dari titik awal antrean di stasiun pemberangkatan," ujar Anne.

Berita Rekomendasi

Menurut Anne, dari pengamatan KCI di stasiun dan keluhan yang disampaikan pelanggan, mulai ada beberapa orang yang naik KRL ke stasiun-stasiun yang menjadi titik pemberangkatan, meskipun stasiun tujuannya berada di arah sebaliknya.

"Alih-alih menunggu kereta di peron arah ke Jakarta Kota, mereka menunggu kereta di peron arah ke Bogor yang tidak ada penyekatan, karena memang arah tersebut berlawanan dengan pola pergerakan mayoritas penumpang pada jam sibuk," kata Anne.

Perilaku penumpang KRL ini, lanjut Anne, sebenarnya telah ada sejak masa sebelum pandemi Covid-19.

Pengguna KRL menempuh cara ini untuk mendapatkan tempat duduk, selama perjalanan menggunakan KRL.

Baca: Jumlah Penumpang KRL Meningkat 9 Persen Dibandingkan Pekan Lalu

"Tetapi di masa pandemi ini, tindakan ini dinilai tidak bertanggung jawab karena membuat sejumlah pengguna di stasiun pemberangkatan tidak dapat masuk ke KRL karena batas maksimum," ujar Anne.

Selain itu menurut Anne, hal ini juga berdampak kepada antrean di stasiun pemberangkatan awal tidak berjalan baik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas