INDEF: Indonesia Perlu Insentif yang Mudah Dijalankan Investor
Vietnam yang memberikan kemudahan regulasi investasi, biaya ekspor yang lebih efisien, sampai infrastruktur yang dipersiapkan untuk mendukung industri
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti senior INDEF Enny Sri Hartati mengatakan selain ketersediaan lahan dan kemudahan perizinan, juga perlu insentif yang mudah diaplikasikan bagi investor.
Menurutnya, langkah tersebut akan membuat Indonesia memiliki peluang yang sama dengan negara lain di mata investor.
Enny menekankan, insentif tersebut harus bisa diterapkan oleh pelaku usaha.
Jangan sampai kebijakan tersebut bagus di atas kertas tetapi ketika akan dieksekusi sulit untuk diapikasikan.
“Sebenarnya kita sudah menyediakan insentif, namun seringkali sulit untuk diapilkasikan,” katanya dalam keterangan, Kamis (2/7/2020).
Misalnya, Vietnam yang memberikan kemudahan regulasi investasi, biaya ekspor yang lebih efisien, sampai infrastruktur yang dipersiapkan untuk mendukung industri.
Baca: Presiden akan Back Up Investor yang Kesulitan Investasi di Indonesia
“Kalau kebijakan mereka itu bagus, kenapa kita tidak copy paste saja?” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan di masa pandemi ini, pemanfaatan insentif oleh pelaku usaha baru mencapai 6,8 persen dan dianggap masih jauh dari optimal.
Baca: Indef Sebut Negara Tak Kehabisan Uang, di Bank Indonesia Ada Rp 400 Triliun
Hal ini terjadi karena masih menghadapi berbagai tantangan di tingkat operasional.
Dia mengaku pemerintah terus mengkaji ulang bentuk pemberian insentif agar lebih tepat sasaran dan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh pelaku usaha.
Baca: Ekonom INDEF Sarankan Jokowi Rombak Tim Ekonomi
“Kebijakan kemudahan berinvestasi sebaiknya dibuat fleksibel atau tailor-made. Sebab kebutuhan dari masing-masing perusahaan atau industri tentu berbeda-beda,” urai Febrio.