Produksi Tas Bansos Sembako Kemensos Serap 30 Ribu Tenaga Kerja
Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sritex untuk pembuatan tas bansos sembako.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sritex untuk pembuatan tas bansos sembako.
Perusahaan berbasis di Sukoharjo ini lalu memberdayakan mitra yang melibatkan sekitar 30.000 tenaga kerja.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Sosial (Kemensos), Hartono Laras, mengatakan pemerintah menggulirkan bansos sembako kepada warga terdampak pandemi Covid-19.
Bansos sembako berupa kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir.
“Kami ingin memberdayakan tenaga kerja dengan melibatkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM] di wilayah Soloraya. Karena itu, kami memercayakan pembuatan tas bansos sembako sebanyak 1,9 juta tas kepada PT Sritex dan mitra kerjanya,” katanya saat Kemensos berkunjung mengunjungi pabrik PT Sritex di Sukoharjo, dalam keterangan Sabtu (18/7/2020).
Baca: Kisah Pilu 5 Anak di Jombang, Ibu Diisolasi, Hanya Dibekali Rp 500 Ribu, Sempat Tak Dapat Bansos
Baca: Kemensos Berikan 1.600 Paket Bansos kepada Insan Otomotif di DKI
Para tenaga kerja tersebut bisa diberdayakan untuk membuat goodie bag bansos.
“Ada multiplier effect dengan melibatkan masyarakat terdampak pandemi Covid-19 sehingga kondisi perekonomian daerah bangkit di masa pandemi Covid-19,” ujar dia.
Sementara itu, Presdir PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto menyatakan ada 30 mitra kerja yang dilibatkan dalam pembuatan tas bansos pangan Kemensos.
Puluhan mitra kerja itu tersebar di wilayah Soloraya. Iwan memperkirakan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pembuatan tas bansos pangan sekitar 30.000 orang.
Iwan mengapresiasi komitmen Kemensos yang berupaya membantu warga terdampak pandemi Covid-19.
Kemensos juga memberdayakan para pelaku UMKM dan masyarakat yang berimplikasi pada menggeliatnya perekonomian daerah.
“Ibarat ikan kena air bakal hidup kembali. Hal ini terobosan baru di sektor industri. Karyawan jangan di-PHK namun diberi pekerjaan agar mendapat penghasilan,” papar dia.
--