Semester I, Radana Finance Bukukan Pendapatan Rp 56 M, Tekan Kerugian Lewat Efisiensi Biaya
Selama semester I 2020 perseroan masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 39 miliar
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Perseroan juga melakukan perekrutan pada posisi strategis, untuk mendukung bisnis.
Di bidang jaringan, perseroan menyesuaikan jaringan bisnis sesuai dengan perkembangan pembiayaan produktif, mengoptimalkan efisiensi biaya cabang, dan memindahkan kantor pusat dari sebelumnya l di Jakarta Barat ke Jakarta Selatan.
Di bidang operasional, perseroan mengembangkan infrastruktur ICT dan proses bisnis secara adaptif untuk mendukung perkembangan bisnis di era digital dan memastikan proses transformasi Perseroan berjalan dengan sistematis dan terintegrasi.
Hasil dari penerapan berbagai strategi di atas, Perseroan berhasil memangkas pengeluaran operasional secara signifikan, dari Rp 53,162 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 24,354 miliar semester I 2020.
Di bidang IT, tahun ini Radana baru saja mengimplementasikan integrasi big data dengan Radana Monitoring System (RMS) & Robotic Automation Process.
“Kami menyadari, perekonomian Indonesia dalam tantangan berat karena dalam bayang-bayang pandemi Covid-19. Meski demikian, sebagai perusahaan dengan pengalaman kuat selama puluhan tahun di industri multifinance, kami akan terus memperkuat posisi kami, sekaligus mendorong perekonomian dan masyarakat Indonesia agar terus berdaya dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Rizalsyah Riezky.
Arif Budiman, Direktur Radana Finance menambahkan, prospek industri multifinance di Indonesia akan semakin cerah ke depannya. Karenanya, dia yakin ke depan Radana akan mampu menangkap setiap peluang bisnis yang ada.
Sebelumnya, perseroan telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di kantor pusat perusahaan pada hari yang sama dan menyetujui untuk menjaminkan dan/atau mengalihkan/melepaskan sebagian besar atau seluruh aset perseroan dalam rangka perolehan pinjaman dan/atau pendanaan.
RUPSLB juga menyetujui rencana Perseroan menerbitkan obligasi atau Medium Term Notes (MTN) atau surat hutang lainnya dan
menerima pengunduran diri Evy Indahwaty selaku direktur utama perseroan dan mengangkat Milokevin Wendiady sebagai direktur baru perseroan.