Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Di Depan ADB, Sri Mulyani Jamin Program Pemulihan Ekonomi Lanjut 2021

Tetapi pemerintah akan mulai mengkonsolidasikan fiskal dengan menunjukkan defisit lebih rendah.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Di Depan ADB, Sri Mulyani Jamin Program Pemulihan Ekonomi Lanjut 2021
TRIBUNNEWS/REYNAS ABDILA
Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, bahwa Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih akan berlanjut pada tahun depan.

Hal itu ia ungkapkan saat menjadi salah satu panelis dalam acara “Governors’ Seminar: Developing Asia Beyond the Pandemic”, rangkaian dari Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) yang ke-53, secara virtual pada Jumat malam.

“Tahun depan baru kita bahas sekarang dengan parlemen, kebijakan defisit akan berkurang dari defisit pada tahun 2020. Ini artinya kita memberi isyarat bahwa kita akan terus mendukung pemulihan (ekonomi) ini," ujar Sri Mulyani.

Baca: Pemerintah Anggarkan Rp 695,2 Triliun untuk Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi

Karena masih sangat awal, tetapi pemerintah akan mulai mengkonsolidasikan fiskal dengan menunjukkan defisit lebih rendah.

Sri Mulyani menjelaskan, ini untuk memastikan bahwa kita dapat menyeimbangkan antara kebutuhan untuk melanjutkan dukungan pada kesehatan dan pemulihan ekonomi.

"Tetapi, pada saat yang sama harus memastikan bahwa (kebijakan) fiskal akan berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang,” katanya.

Baca: Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Fokus Pengadaan Vaksin dan Genjot Pariwisata

Berita Rekomendasi

Menurut dia, area kebijakan yang paling penting masih pada aspek kesehatan, serta lokasi belanja kesehatan untuk mendukung penanganan Covid-19 diprediksi masih akan sangat tinggi.

"Hal itu termasuk pada alokasi belanja untuk penyediaan vaksin di tahun depan.
Selanjutnya, belanja negara juga akan dialokasikan untuk terus mendukung jaring pengaman sosial, terutama melindungi kelompok yang paling rentan termasuk rumah tangga perempuan yang sekarang lebih dari 20 juta orang dilindungi dalam program ini," pungkas eks direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas