Investasi di Industri Makanan dan Minum Masih Tumbuh Selama Masa Pandemi
Investasi industri makanan an minuman (mamin) masih tumbuh meski Indonesia sedang didera pandemi Covid-19.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan, investasi industri makanan an minuman (mamin) masih tumbuh meski Indonesia sedang didera pandemi Covid-19.
Menurutnya, investasi industri makanan dan minuman masuk dalam lima besar bahkan tidak pernah turun dari tahun-tahun sebelumnya.
"Saya perkirakan tidak turun karena sudah mencapai hampir Rp60 triliun. Jadi orang melihat prospek Indonesia cukup baik untuk investasi F&B di Indonesia," tuturnya dalam webinar, Jumat (25/9/2020).
Hal tersebut menjadi tren positif di tengah pengeluaran per kapita pendudukan turun 50 persen untuk makanan dan minuman di Q1 dan Q2 tahun.
Baca: 5 Makanan & Minuman yang Bisa Mengurangi Efek Keracunan: Air Putih, Kelapa Hijau, hingga Yogurt
"Optimisme untuk investasi masih tetap ada. Bahkan yang cukup menggembirakan ekspor kita sampai semester I tidak turun mencapai 13,7 juta dolar AS termasuk sawit," imbuh Adhi.
GAPMMI mencatat hingga Juli 2020 ekspor makanan dan minuman naik 5,55 persen dan peningkatan impor 15,87 persen.
Baca: 7 Jenis Makanan & Minuman Bisa Merusak Kulit, Diantaranya Minum Secangkir Kopi & Makanan Pedas
Sementara Indeks Manajer Pembelian (PMI) Bank Indonesia untuk sektor F&B pada Q3-2020 diprediksi mencapai 48.42 persen naik dibanding Q2-2020 yakni 35,30 persen.
"Kalau kita lihat data kuartal II-2020, mamin cukup signifikan kontribusinya terhadap agro industri hampir 40 persen. Jadi sangat signifikan ke PDB dan di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen kita masih bertumbuh 0,22 persen," tuntasnya.