Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Di Ambang Resesi, Ekonom: Kondisi UMKM Jauh Berbeda dengan Krisis 2008, Disarankan Tambah BLT

kondisi UMKM akan berbeda jauh dibandingkan dengan dua periode krisis sebelumnya, karena di 2020 bukan hanya sektor keuangan tapi juga sektor riil

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Di Ambang Resesi, Ekonom: Kondisi UMKM Jauh Berbeda dengan Krisis 2008, Disarankan Tambah BLT
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi: Pekerja menyelesaikan pembuatan tas dari bahan limbah plastik di Pondok Kreasi Daur Ulang Lumintu, Tangerang, Banten, Kamis (17/9/2020). Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan optimistis RI mampu mencetak tiga juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga akhir 2020, atau melebihi target yang dipatok yakni dua juta UMKM. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif perpajakan dengan total nilai Rp 28,06 triliun.

Indonesia Lebih Siap

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyampaikan pandangannya terhadap kesiapan Indonesia menghadapi resesi ekonomi di kuartal III 2020.

Meski sudah di depan mata, menurutnya, kondisi Indonesia kini sudah sangat siap dibandingkan saat terjadi krisis moneter 1998 dan 2008.

"Dari sisi mikro perusahaan-perusahaan kita pada tahun ini lebih kuat karena sudah cukup banyak yang menerapkan GCG secara baik," kata Dosen Perbanas ini kepada Tribunnews.com, Senin (28/9/2020).

Di lain hal, Piter juga menyoroti kinerja UMKM yang berada di situasi sulit karena turunnya daya beli masyarakat akibat meningkatnya jumlah pengangguran dan bertambah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Namun sejatinya tidak semata-mata hanya karena pandemi Covid-19, UMKM di situasi apapun sama yaitu fragile atau rapuh.

"Pada tahun ini hanya saja tekanan jauh lebih berat dari pada tahun 1998. Tetapi pada tahun ini pemerintah memberikan banyak program bantuan," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Perlu Perencanaan Komprehensif

Peneliti senior ini menilai pemerintah perlu menyiapkan perencanaan yang matang dan terukur sehingga tidak sekadar kebijakan yang asal jadi.

Piter menekankan pentingnya konsistensi dalam pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat.

"Kemudian perlu dukungan dari semua pihak, kebersamaan itu harus kita bangun. Harus punya pemikiran yang sama dan tujuan yg sama," ucapnya.

Piter mengatakan lagi bahwa dukungan dari bank sentral sangat dibutuhkan dalam kondisi krusial seperti ini.

"Koordinasi yang sangat kuat antara pemerintah dengan bank sentral diperlukan. Persoalan kita kan ada disitu. Support dari bank sentral lama bener, ini baru ada kesepakatan burden sharing pada bulan Juli-Agustus, dan itu setelah beberapa bulan," kata Piter.

Menurutnya, hal ini menyebabkan pemerintah berutang untuk membiayai semua perlu uang yang sangat besar untuk membantu masyarakat, dunia usaha, dan kesehatan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas