Soetrisno Bachir Sebut Resesi Ekonomi Bukan Masalah Besar, Ini Alasannya
Soetrisno menyebut selama menjalankan bisnis dirinya sama sekali tidak bersentuhan langsung dengan APBN.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha sekaligus politisi PAN Soetrisno Bachir menilai, resesi ekonomi bukanlah persoalan bagi bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam webinar bertajuk Selamat Datang Resesi Ekonomi: Meretas Jalan Keluar, Senin (28/9/2020) malam.
Menurutnya, pergerakan ekonomi tidak melulu ditentukan oleh pemerintah maupun Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN).
"Kemajuan (ekonomi) bangsa kita dengan penduduk 277 juta tidak seolah-olah hanya faktor pemerintah dan APBN saja. Ditambah lagi kalau resesi akan sulit, saya berpandangan tidak demikian," ucap Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) periode pertama pemerintah Joko Widodo.
Baca: Resesi di Depan Mata, Bagaimana Nasib UMKM?
Baca: Di Ambang Resesi, Ekonom: Kondisi UMKM Jauh Berbeda dengan Krisis 2008, Disarankan Tambah BLT
Soetrisno menyebut selama menjalankan bisnis dirinya sama sekali tidak bersentuhan langsung dengan APBN.
Dia pun menegaskan tidak pernah berhubungan dengan proyek pemerintah, kementerian, dan bahkan perbankan.
"Kaya di kampung saya Pekalongan itu pengusaha batik ya jalan saja itu, tanpa ada urusannya dengan APBN. Ya paling kalau berhubungan dengan pemerintah hanya bikinkan batik," tutur pengusaha properti hingga media ini.
Soetrisno menyampaikan APBN sejatinya hanya berdampak 25 persen terhadap pergerakan roda ekonomi nasional.
"Jadi yang 75 persennya itu ya digerakkan oleh rakyat sendiri. Karena itu saya mendorong agar Majelis Ekonomi Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah turut berperan di sana," tukasnya.
Lebih lanjut, dia menekankan Indonesia tidak perlu takut menghadapi resesi ekonomi karena memiliki kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) ditambah lagi bonus demografi.
"Kita lihat China, meskipun ada trade war mereka bisa tetap menggerakan ekonomi nasional karena digerakkan oleh banyak orang. Belum lagi banyak mengimpor sumber daya alam dari berbagai negara untuk kepentingan mereka, termasuk SDA dari Indonesia," tuntas Soetrisno.