Ambisi AP II Jadi Pemimpin Operator Penerbangan di ASEAN
Kontribusi bisnis aeronautika AP II yang didapat dari tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) mencapai 49 persen.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menetapkan program transformasi, untuk menjadi pemimpin pasar operator penerbangan di ASEAN.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan, melalui transformasi 1.0 yg berlangsung pada 2016-2020 dan transformasi 2.0 yang akan dilakukan mulai 2020-2024 diharapak dapat membuat PT Angkasa Pura II menjadi operator penerbangan di ASEAN.
Ia menjelaskan, di setiap tahapan transformasi itu Angkasa Pura II secara komprehensif, konsisten dan mengutamakan keberlanjutan untuk melakukan pengembangan pada 3 aspek.
"Tiga aspek tersebut yakni bisnis dan portofolio usaha, infrastruktur dan sistem operasi dan pada sumber daya manusia," kata Awaluddin dal keterangannya Jumat (20/11/2020).
Pada Transformation 1.0, lanjut Awaluddin, fokus pengembangan portofolio adalah meningkatkan kontribusi pendapatan bisnis nonaeronautika agar lebih besar dibandingkan dengan pendapatan bisnis aeronautika, seperti yang dilakukan operator bandara dunia lainnya.
Baca juga: Angkasa Pura II Catatkan Obligasi Rp 2,25 Triliun di BEI
"Upaya meningkatkan pendapatan bisnis nonaeronautika pada 2016-2020, antara lain dengan mengejar bisnis baru melalui anak usaha. Kami membentuk anak usaha PT Angkasa Pura Kargo dan PT Angkasa Pura Propertindo," kata Awaluddin.
Baca juga: INACA Sangat Berharap Omnibus Law Bisa Pulihkan Industri Penerbangan
Kedua bisnis baru ini menurut Awaluddin, menyusul anak usaha yang sudah terlebih dulu ada yaitu PT Angkasa Pura Solusi,.
“Pada 2019 kami juga membentuk PT Angkasa Pura Aviasi sebagai strategic purpose vehicle untuk program kemitraan strategis dengan global airport operator antara lain di Bandara Kualanamu," ujar Awaluddin.
Pada tahun yang sama pihaknya telah meningkatkan kepemilikan saham untuk menjadi pemegang saham pengendali menjadi 46,62 persen di perusahaan ground handling PT Gapura Angkasa.
"Melalui optimalisasi anak usaha pada 2019 pendapatan bisnis nonaeronautika mampu berkontribusi hingga 59 persen dari total pendapatan PT Angkasa Pura II," kata Awaluddin.
Kontribusi bisnis aeronautika yang didapat dari tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) mencapai 49 persen.