Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Asosiasi : Penerapan SNI Bebani Harga Jual Vape

Standardisasi untuk produk rokok vape sangat diperlukan oleh industri vape di Indonesia,

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Asosiasi : Penerapan SNI Bebani Harga Jual Vape
(Kontributor TribunAmbon.com, Fandy)
Petugas Kanwil Bea Cukai Maluku Tengah Mengecek Pita Cukai Liquid Vape 

"Terkadang terdapat pods yang kualitasnya kurang baik, sehingga selain cepat rusak juga akan membahayakan konsumen ketika digunakan," ujarnya.

Dia menambahkan, AVI sangat mendukung rencana pemerintah melalui BSN dan Kementerian Perindustrian untuk segera menerbitkan standardisasi nasional terkait vape pada tahun 2021 bersifat sukarela. 

"Sebagai perwakilan konsumen kami mendukung langkah strategis pemerintah untuk mengeluarkan standardisasi tahun depan. Tapi sebagai produsen saya khawatir harga jualnya lebih mahal. Kami berharap penyusunan standardisasi ini bisa melibatkan produsen dan konsumen vape Indonesia," ungkap Johan.

Produsen rokok elektrik internasional, RELX Technology, diwakili oleh General Manager RELX Indonesia, Jonathan Ng, mengatakan bahwa perusahaan vape harus memiliki standar yang tinggi sebagai bentuk tanggung jawab kepada konsumen.

"Produsen harus memastikan bahwa mereka melakukan yang terbaik dalam memastikan bahwa e-liquid dan perangkat dibuat, diuji, dan dapat diandalkan dengan baik untuk penggunaan konsumen," katanya.

Menurut Jonathan, produk RELX tidak hanya diproduksi di bawah kendali kualitas yang ketat dan diuji menggunakan standar Eropa dan yang diterima secara internasional, tetapi juga bersertifikat RoHS, bersertifikat CE, bersertifikat CB dan memiliki emisi uap yang sesuai dengan standar AFNOR XP D90-300 3 Prancis.

Seiring dengan minat konsumen Indonesia untuk mencari produk vaping berkualitas tinggi, Jonathan juga mengingatkan konsumen untuk lebih berhati-hati dalam membeli produknya karena saat ini beredar pula produk palsu yang tidak diproduksi dengan benar sehingga berisiko menimbulkan banyak masalah bagi pengguna.

Berita Rekomendasi

"Pod palsu atau generik sangat berisiko karena bahannya biasanya berkualitas buruk dan tidak menjalani pemeriksaan kualitas apa pun. Baterai juga tidak dibuat dengan benar dan dapat dengan mudah meledak atau terbakar, sedangkan cairannya mengandung bahan kimia berbahaya. Pod nya mudah bocor, dan jumlah nikotinnya tidak sesuai dengan yang tertera di kemasan. Itu tidak sebanding dengan risikonya," tutupnya.

Semakin banyak konsumen di Indonesia memilih untuk beralih ke perangkat vape selama beberapa tahun terakhir karena mereka berusaha beralih ke alternatif.

Industri vape juga telah mendengar permintaan dari konsumen kepada pemerintah untuk memperkenalkan standar yang akan memprofesionalkan industri vape dan secara umum juga mengangkat standar untuk semua produk yang dibeli konsumen.

Standarisasi diharapkan akan memberikan rasa tenang saat konsumen memilih untuk beralih ke produk vape.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas