Liburan ke Bali Wajib Membawa Hasil Swab Negatif Dua Hari Sebelum Berangkat
Buat mereka yang hendak berwisata ke Bali untuk merayakan Natal dan Tahun Baru 2021 kini ada syarat yang harus dipenuhi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Selanjutnya, dampak dari itu kepercayaan dunia akan menurun terhadap Bali, karena Bali masih menjadi sorotan dunia dan menjadi rules model daripada pariwisata nasional kita dan merupakan lokomotif pariwisata Indonesia.
"Pasti dan tentu akan berdampak (kunjungan domestik menurun). Saya prediksi tadinya kunjungan domestik bisa meningkat per hari mencapai 15 ribu dengan adanya surat edaran ini bisa saja akan terjadi pembatalan atau pengurangan kedatangan," ujarnya.
Pengusaha Travel Anton Thedy menyambut baik kebijakan Gubernur Bali I Wayan Koster yang mewajibkan setiap orang yang masuk Bali harus tes PCR Covid-19.
Ia menuturkan, kebijakan tersebut dapat membuat sektor pariwisata di Bali bangkit, dimana ada rasa aman dan nyaman saat berlibur atau berpergian ke Pulau Dewata.
"Kabar gembira itu, kenapa kalau kita lihat dari semua okupansi hotel di seluruh Indonesia salah satu yang rendah di tujuan wisata adalah justru Bali, karena kalau cuma dirapid kurang akurat," ujarnya.
Anton pun berharap ke depan, kebijakan tersebut dapat diterapkan lebih luas lagi di semua tujuan wisata di Indonesia.
"Saya yakin dengan ini mungkin akan menjadi standar baru semua orang terbang harus PCR menjadi lebih yakin, serta ada protokol kesehatan sendiri yang melakukan penyesuaian-penyesuaian di sektor pariwisata," ujarnya.
Dalam menyambut turis di masa pandemi Covid-19, pemilik rental motor Bananaz di Bali Rizky Aria Diansyah mengatakan, selalu melakukan sterilisasi atau memastikan motor yang akan disewa bersih dan aman digunakan konsumen.
"Melalui aplikasi tersebut sampai ke penerima. Motor dalam keadaan steril dan kita juga membagikan masker ini," ujar Rizky.
Sementara itu Dokter and Entrepreneur dr. Ivan Adrian M., MKKK menyarankan agar masyarakat memilih tempat liburan outdoor dan tempat wisata yang menerapkan protokol kesehatan ketat, untuk terhindar dari klaster covid-19 tempat wisata.
"Tempat wisata yang menyediakan cuci tangan, hand sanitizer kemudian ada sekat-sekat yang menghindari kerumunan, misalnya dalam suatu ruangan maksimal 30 orang atau 20 orang, ruangannya sebaiknya yang terbuka atau ada udara ya udara masuk dan keluar begitu jangan tertutup karena akan menimbulkan masalah," ujar dr.Ivan.(Tribun Network/nal/rin/wly)