Jadi Sociopreneur, Resika 'Si Ratu Cimol' Sisihkan 30 Persen Keuntungan untuk Kegiatan Sosial
Chika mengaku dirinya selalu menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kegiatan sosial.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini sudah banyak anak muda yang tidak hanya sukses menjadi entrepreneur atau wirausahawan, namun juga sociopreneur dan menginspirasi banyak orang.
Satu di antara banyaknya milenial yang menjadi sociopreneur adalah Resika Caesaria 'Si Ratu Cimol' penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2014.
Resika mengaku sejak awal memang ingin menjadi wirausahawan yang juga dapat bermanfaat bagi orang lain.
Menurut perempuan yang akrab disapa Chika ini, menjadi sociopreneur merupakan cara lain baginya untuk mencari kebaikan di dunia maupun akherat.
"Sociopreneur itu bisa menjadi jalan kita menuju surga, nggak cuma nyari jalan untuk mendapatkan penghasilan di dunia," ujar Chika, dalam agenda diskusi virtual bertajuk 'M-Class: Belajar Menjadi Wirausaha Muda', Rabu (16/12/2020) sore.
Baca juga: Jokowi Ajak Pelaku Usaha Mikro Masuk Bisnis Online
Ia menambahkan, menjadi sociopreneur tentunya harus memperoleh keuntungan terlebih dahulu dalam berwirausaha.
Dari keuntungan itu, nantinya sebagian bisa digunakan untuk membantu sesama.
Aspek ini yang ia anggap berbeda dengan konsep entrepreneur yang hanya berorientasi pada keuntungan untuk pribadi saja, bukan untuk berbagi.
"Kalau sociopreneur itu kan pasti harus untung dulu, biar kita itu tetap bisa bantuin orang. Sedangkan kalau wirausaha kan untung doang, tapi orientasinya kepada duit sendiri," tegas Chika.
Chika mengaku dirinya selalu menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kegiatan sosial.
Setiap bulannya, ia bisa mengalokasikan keuntungan sebesar 30 persen, khusus untuk 'tabungannya menuju surga' itu.
"Tapi sociopreneur itu untung iya, tapi berbagi juga iya, jadi berbagi setiap bulan. Kalau saya di sociopreneur itu 30 persennya untuk kegiatan sosial," jelas Chika.
Saat ditanya apakah menjadi sociopreneur harus lebih sabar menunggu keuntungan dibandingkan menjadi entrepreneur, Chika menilai sama saja.
"Jadi cuma bedanya di pembagian untungnya aja," kata Chika.