Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Kedelai Melonjak, SPTI Sebut Ada Potensi Kartel

Tempe dan tahu merupakan makanan pokok bangsa Indonesia yang menjadi bagian dari budaya bangsa.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Willem Jonata
zoom-in Harga Kedelai Melonjak, SPTI Sebut Ada Potensi Kartel
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pekerja mengemas kacang kedelai untuk dibuat tempe di Kawasan Sunter Jaya, Jakarta Utara, Selasa (31/7/2018). Pengrajin tempe mengaku belum mendapat sosialisasi dari Pemerintah terkait operasional pabrik rumahan mereka jelang penyelenggaraan Asian Games 2018. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengerajin Tahu Indonesia (SPTI) Fajri Safii menilai, ada potensi kartel yang membuat harga kedelai melonjak 35 persen dari harga sebelumnya.

Menurutnya, harga kedelai sebagai bahan pokok untuk pembuatan tempe dan tahu bisa meruntuhkan sikap nasionalis dan kebanggaan terhadap budaya bangsa.

Itu karena tempe dan tahu merupakan makanan pokok bangsa Indonesia yang menjadi bagian dari budaya bangsa.

“Pemerintah harus turut campur dalam pengendalian harga ini bukan memberi fasilitas impotir untuk melakukan monopoli harga atau kartel,” kata Fajri kepada media, Sabtu (2/1/2021).

Baca juga: Kemendag Pastikan Stok Kedelai untuk Kebutuhan Industri Tahu dan Tempe Cukup  

SPTI menduga bahwa Pemerintah seperti tidak mengambil tindakan apapun terhadap kenaikan harga kedelai ini.

Fajri menerangkan bila melihat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Import Kedelai dalam Rangka Stabilitas Harga Kedelai, peraturan ini dianggap menghambat tumbuhnya importir-importir baru.

BERITA TERKAIT

“Ini menyebabkan importir lama semaunya menetukan harga dan melakukan kesepakatan harga atau kesepakatan pembagian wilayah pemasaran, hal ini jelas bertentangan dengan UU No 5 Tahun 1999 Tentang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Yang Tidak Sehat,” urainya.

Diketahui, beberapa pekan ini harga kedelai melonjak 35 persen dari harga sebulan sebelumnya, melonjaknya harga hingga Rp9.500-Rp10.000,  dari harga sebelumnya dikisaran Rp7.000-Rp7500 per kilonya.

Ini menyebabkan para pengerajin tahu mogok produksi tahu karena tidak sanggup membeli kedelai dengan harga yang sangat mahal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas