Relaksasi PpnBM Berlaku 1 Maret, Gaikindo Prediksi Penjualan Mobil Bisa Naik 40 Persen
Pemerintah memutuskan akan menurunkan tarif PPnBM untuk mobil baru segmen cc < 1.500 kategori sedan dan 4x2.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memutuskan akan menurunkan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM) untuk mobil baru segmen cc < 1.500 kategori sedan dan 4x2.
Relaksasi ini mulai berlaku 1 Maret 2021.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo) Jongkie D Sugiarto mengapresiasi rencana pemerintah memberikan keringanan PPnBM kendaraan bermotor tersebut.
Baca juga: Relaksasi PPnBM ke Sektor Otomotif Akan Segera Diikuti Insentif Fiskal Lain
Ia berharap, dengan adanya insentif ini penjualan dan produksi otomotif bisa kembali normal.
“Gaikindo sangat menyambut baik kebijakan pemerintah ini, dan berharap agar penjualan dan produksi otomotif bisa cepat kembali normal,” ujar Jongkie dalam keterangannya, Rabu (17/2/2021).
Jongkie mengungkapkan, penjualan mobil di dalam negeri mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19.
Bahkan, Gaikindo sampai tiga kali merevisi target penjualan mobil pada 2020.
Baca juga: Pengamat Otomotif: Skema PPnBM Menarik karena Ada Evaluasi Setiap 3 Bulan
Proyeksi awal penjualan mobil bisa mencapai 1.110.000 unit. Namun, dengan pandemi direvisi menjadi 600.000 unit, dan kembali di revisi ke 525.000 unit.
Pada akhirnya, total penjualan mobil mencapai 532.000 unit di 2020.
Maka, dengan adanya relaksasi PPnBM diharapkan penjualan mobil bisa meningkat di 2021.
Jongkie bahkan memproyeksikan, penjualan mobil baru di tiga bulan pertama implementasi kebijakan akan naik 40 persen.
"Perkiraan kami, Maret, April, Mei ini angka bisa meningkat dari 50.000 unit per bulan, mungkin bisa sampai 60.000-70.000 unit. Mungkin ada peningkatan 40 persen karena itu memang segmen terbesar mobil-mobil yang akan diberikan stimulus itu," jelasnya.
Di sisi lain, Jongkie mengaku khawatir operasi industri otomotif bisa terhenti jika penjualan dan produksi tidak kembali normal.
Menurutnya, jika ini terjadi maka akan berdampak pada nasib pekerja di sektor industri otomotif.