Gawat, APBN Kita Sudah Tekor Rp 45,7 Triliun, Defisit Januari Membesar
Defisit itu terjadi akibat penerimaan negara yang terkumpul cuma mencapai Rp 100 triliun sampai dengan Januari 2021.
Editor: Choirul Arifin
Sedangkan untuk belanja bantuan sosial, ia mengatakan per Januari kemarin sudah teralisasi sebesar Rp20 triliun. Itu naik dibandingkan realisasi 2020 yang baru Rp13,2 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Rp 956,3 Triliun Sepanjang 2020 Cukup Terkendali
"Kalau kita lihat breakdown, dana desa melonjak sangat tinggi Rp800 miliar dibandingkan Rp300 miliar tahun lalu, ini untuk mendukung rakyat menghadapi Covid-19 melalui BLT Desa," jelas Sri Mulyani.
Baca juga: Neraca Dagang Indonesia Desember 2020 Surplus Terhadap AS, Defisit Melawan China
"Belanja pegawai relatif sama tidak banyak berubah," katanya. Pemerintah sendiri menetapkan defisit pada tahun 2021 ini senilai Rp1.006,4 triliun.
Angka ini meningkat dari posisi defisit awal tahun 2020 yang belum direvisi sesuai Perppu dan Perpres 72/2020 dengan nilai Rp307,2 triliun.
Dengan defisit melebar sejak awal 2021, pemerintah mencari pembiayaan utang lewat penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) hingga penarikan pinjaman lebih awal juga. Hal ini tercermin oleh peningkatan tajam realisasi SBN Januari 2021.
Penerbitan SBN netto Januari 2021 menyentuh Rp169,7 triliun naik 135,7 persen dari realisasi Januari 2020 yang hanya Rp72 triliun.
“Sampai 31 Januari 2021 pembiayaan utang mencapai Rp165,8 triliun penerbitan SBN Netto Rp169,7 triliun. Naik 135,7 persen dari tahun lalu,” ucap Sri Mulyani.(tribun network/yov/dod)