TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka melemah ke Rp 14.090 per dolar, Kamis(25/2/2021).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.15 WIB, rupiah turun 0,04% dibandingkan penutupan kemarin.

Selain rupiah, mata uang yang mengalami penurunan terhadap dolar AS adalah Ringgit Malaysia sebesar 0,04%.

Sementara itu, beberapa mata uang di kawasan Asia menunjukkan penguatan pagi ini, sebagaimana dilansir Kontan.co.id.

Diantaranya, rupee India yang naik 0,19%, disusul Won Korea Selatan sebesar 0,16%, serta Dolar Taiwan sebesar 0,08%.

Baca juga: Sinergi LinkAja dan Pegadaian, Bisa Nabung Emas dan Ajukan Pinjaman

Baca juga: Memutar Bisnis Koperasi Dengan Aset Digital

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, sentimen eksternal yang akan menopang pergerakan rupiah salah satunya datang dari data penjualan rumah Amerika Serikat (AS).

Mengingat, jika data tersebut lebih baik dari ekspektasi pasar, ada peluang dolar AS kembali menguat.

"Data AS yang lebih baik dapat memicu penguatan dolar AS dan menahan laju rupiah," kata dia, kemarin Rabu (24/2/2021).

Namun, Faisyal menambahkan, sebenarnya fokus pelaku pelaku pasar masih melihat perkembangan terkait paket stimulus AS senilai US$ 1,9 triliun.

Kongres AS diperkirakan melakukan voting terkait paket stimulus yang diajukan Presiden Joe Biden ini pada akhir pekan.

Faisyal memproyeksikan, rupiah bergerak dalam kisaran Rp 14.030 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS hari ini.

Adapun, di Indonesia, Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada Rp 14.125 per dolar AS.

Kurs jual berarti pihak bank menjual dolar AS pada posisi ini.

Untuk kurs beli BCA adalah Rp 14.098 per dolar AS.