Investasi Listrik Jawa Tengah Terangi Geliat Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19
Ketersediaan listrik yang memadai dan berkelanjutan menjadi satu di antara pilar penting masuknya investasi ke Jawa Tengah (Jateng).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
"Kami selalu support pemerintah, termasuk saat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng ingin menarik investasi sebanyak-banyaknya, dengan beberapa pembangunan pembangkit baru di Jateng kami memastikan pasokan listrik sangat cukup."
Baca juga: Strategi Kementerian ESDM Menuju Kehidupan Tanpa Emisi di Tahun 2060
"Artinya ini adalah kesempatan yang baik untuk para investor menanamkan investasinya ke Jateng," ujar Grahita.
Grahita menambahkan setidaknya PLTU Tanjung Jati B ini akan memperkuat keandalan listrik Jawa bagian tengah, termasuk pembangkit baru lainnya yakni PLTU Batang dan PLTU Cilacap Ekspansi II di Kabupaten Cilacap.
Juga memperkuat interkoneksi jaringan listrik dari barat, tengah, hingga timur Pulau Jawa.
Pengembangan PLTU TJB unit 5 dan 6 atau yang kerap disebut PLTU Jawa 4 dilakukan PT Bhumi Jati Power (BJP) sebagai independent power producer (IPP).
"Progres pembangunan saat ini sudah 96 persen tinggal komisioning-komisioning unit saja, dan akan siap dioperasikan," ujar Ari Wibawa Nurma Saputra selaku External Relations Manager di BJP, kepada Tribunnews.com, Sabtu (27/2/2021).
Saat ini, unit 5 dan 6 berkapasitas sekitar 2x1.000 Mw, apabila seluruhnya selesai maka PLTU Tanjung Jati B mengoperasikan pembangkit berdaya 4.664 Mw.
Seperti diketahui BJP merupakan perusahaan gabungan antara Sumitomo Corporation Group, The Kansai Electric Power Co. Inc. Group Jepang, dan United Tractors (UT) Group.
Baca juga: PGN Ikut Kebijakan Kementerian ESDM Soal Proyek Transmisi Cirebon - Semarang
Nilai investasi pengembangan PLTU Jawa 4 diperkirakan mencapai US$4,2 miliar atau sekitar Rp58,8 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS), yang masuk ke Jateng.
“Jateng dipilih untuk pengembangan lantaran kondusivitas dan iklim investasi yang baik,” lanjutnya.
Ari juga menyebut proyek PLTU Jawa 4 ini juga menyerap tenaga kerja cukup banyak, 60 persen lebih tenaga kerja untuk proses kontruksi diserap dari Jepara.
Tak hanya itu BJB pun senada dengan Pemprov Jateng yang mengedepankan proyek investasi yang tidak merusak lingkungan.
Dari sisi teknologi, lanjut Ari, PLTU ini merupakan pembangkit besar pertama di Indonesia yang menggunakan boiler Ultra Super Critical (USC).
Dengan teknologi tersebut lebih meningkatkan efisiensi pembangkit sehingga membuatnya semakin rendah emisi karbon.
Baca juga: Menteri ESDM: RI Bersaing dengan Negara Penghasil Minyak untuk Tarik Investasi