Investasi Listrik Jawa Tengah Terangi Geliat Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19
Ketersediaan listrik yang memadai dan berkelanjutan menjadi satu di antara pilar penting masuknya investasi ke Jawa Tengah (Jateng).
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
Artinya menjadi lebih ramah lingkungan.
Realisasi Investasi Jateng 2020 Naik 202 Persen
“Ada garis arahan yang jelas dari Pak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, kita memang membutuhkan investasi sebanyak-banyaknya tetapi investasi itu adalah investasi yang berkualitas,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Ratna Kawuri, kepada Tribunnews.com, Sabtu (27/2/2021).
Ukuran kualitas itu yakni termasuk yang tidak merusak lingkungan.
“Kita memang punya kepentingan untuk menarik investasi itu sebanyak-banyaknya, tapi kalau itu merusak lingkungan nanti dulu,” lanjutnya.
Ratna mengatakan realisasi capaian investasi Jateng sepanjang 2020 mencapai Rp50,24 triliun terdata di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Rupanya angka tersebut naik 202 persen dari target yakni sebesar Rp24,89 triliun.
Sektor Listrik Berkontribusi Besar terhadap Realisasi Investasi Jateng
Ratna menyebut dalam capaian investasi sepanjang 2020, kontribusi sektor listrik berkontribusi besar.
Bahkan sektor listrik menjadi yang pertama dilirik oleh Penanaman Modal Asing (PMA) untuk menanamkan modalnya.
Baru setelah itu mereka menanamkan modal di sektor gas, dan air, lantas diikuti industri tekstil, barang dari kulit, serta alas kaki.
Baca juga: 20 Situs Warisan Geologi di Yogyakarta Resmi Ditetapkan Kementerian ESDM
Sementara sektor listrik juga turut serta dilirik oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Di samping itu PMDN juga meminati sektor transportasi, gudang, telekomunikasi, gas, air, industri mineral nonlogam, jasa, perumahan kawasan industri, dan perkantoran.
“Kalau investasi energi dalam hal ini listrik kita punya PLTU-PLTU yang proyeknya belum selesai, itu realisasinya sangat besar karena memang nilai investasinya tinggi,” kata Retno.