Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden tergelincirnya Pesawat Kargo Trigana Air Jenis Boeing 737-500 pada Sabtu (20/3/2021) kemarin hingga kini belum dapat dievakuasi.

Trigana Air melayani penerbangan charter hingga pengiriman kargo dengan berbagai tujuan penerbangan, utamanya Indonesia Timur.

Salah satu mitra strategis Trigana Air adalah J&T Express Indonesia. Bahkan, tiga hari yang lalu maskapai ini menjadi mitra Air Freighter bagi J&T Express Indonesia.

Baca juga: Detik-detik Trigana Air Mati Mesin Hingga Tergelincir di Bandara Halim, Sempat Terjadi Percikan Api

Robin Lo, CEO J&T Express Indonesia menyatakan, pihaknya menjalin kerjasama pengiriman kargo udara dengan Trigana Air dan diluncurkan di Bandara Budiarto Curug, Tangerang pada Kamis (18/3/2021) lalu.

Baca juga: Trigana Air Belum Dievakuasi, Penerbangan di Halim Perdanakusuma Dialihkan ke Bandara Soetta

Tribunnews.com mencoba menghubungi pihak J&T Express, namun sampai saat ini pihak J&T belum merespon. Dalam sekali terbang, pesawat Trigana Air mampu membawa kiriman hingga 15 Ton.

Kiriman kargo J&T Express bersama Trigana Air melayani rute pengiriman Jakarta – Medan dan Jakarta – Batam untuk kota di luar Pulau Jawa.

Menurut keterangan resmi mereka, dalam waktu dekat layanan kiriman udara J&T Express akan diperluas ke rute Jakarta – Medan, dan Jakarta – Batam - Tanjung Pinang.

Menurut keterangan resmi AirNav, pesawat Boeing 737-500 Trigana Air yang nahas memiliki nomor registrasi PSK-YSF dengan rute tujuan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Pesawat  lepas landas sekitar pukul 10.53 WIB. Namun menjelang dua menit lepas landas dari Bandara Halim, pesawat tersebut memutuskan kembali.

Saat mendarat pesawat tergelincir ke arah kanan landasan pacu. Tidak ada korban jiwa dari kecelakaan tersebut.

Pesawat diawaki 2 pilot, 1 teknisi dan 1 flight operation officer.

Badan pesawat menutupi sejumlah arena landasan pacu di Bandara Halim Perdanakusuma. Hal tersebut membuat runway terblokir dan tidak dapat digunakan untuk operasional penerbangan.