Menteri Teten Sentil Aplikator Antar Makanan: Komisi 20 Persen Terlalu Berat
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menanggapi kebijakan baru aplikator antar makan yang mematok komisi 20 persen + Rp1.000.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menanggapi kebijakan baru aplikator antar makan yang mematok komisi 20 persen + Rp1.000.
Menurutnya, angka itu terlalu besar dan memberatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Komisi 20 persen terlalu berat itu. Jadi syukur alhamdulilah kalau bisa diturunkan lagi. Aplikator kan tidak punya barang jualannya, jadi harus (ambil) komisinya sedikit untuk UMKM," kata Teten dalam agenda nota kesepahaman dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), Kamis (25/3/2021).
Dukung Pengusaha Warget
Di sisi lain, Menteri Teten juga mendukung pengusaha warteg melakukan onboarding di e-commerce.
Para pengusaha warteg yang telah dikurasi PT Grab Teknologi Indonesia ini akan menawarkan paket makanan yang harganya sangat terjangkau.
"Platform warteg dan rumah makan sederhana, mereka sekarang itu bisa jualan online. Saya minta tarifnya 15 persen kemarin sudah ribut supaya diturunkan," tukasnya.
Selain itu, KemenkopUKM tengah berupaya meningkatkan porsi kredit perbankan untuk UMKM yang baru di level 20 persen.
Menkop mengaku diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk terus menggenjot porsi kredit UMKM secara optimal.
"Kita masih jauh kecil dibandingkan Malaysia yang sudah 50 persen apalagi Korea mencapai 82 persen. Presiden bilang naikan porsi kredit perbankan untuk UMKM. Kenapa perbankan kok kurang berminat bantu UMKM," tuturnya.
Kendala yang dihadapi utamanya bagi usaha mikro adalah faktor belum bankable.
"Nah ini kita carikan solusinya kebetulan ini ada Jamkrindo dan Askrindo sebagai penjamin kredit," kata Menteri Teten.
Kisruh Skema Baru Bagi Hasil GoFood dengan Mitra, Begini Respons KemenkopUKM