Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Kedelai Masih Rentan Alami Kenaikan Lantaran Masih Bergantung Pasokan Impor

Berdasarkan data tradingeconomics.com, per 1 Mei 2021 harga kedelai sudah kembali naik menjadi US$15,52 per gantang.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Harga Kedelai Masih Rentan Alami Kenaikan Lantaran Masih Bergantung Pasokan Impor
United Soybean Board/Morning Ag Clips
Ilustrasi 

Rusli setujua bahwa Indonesia harus mengendalikan ketergantungan pada kedelai impor.

Sehingga dibutuhkan sejumlah langkah strategis untuk memperluas budi daya kedelai di Tanah Air, dan berikutnya mengurangi tingkat ketergantungan pasar domestik terhadap kedelai impor.

Apalagi sejumlah penelitian telah mampu menghasilkan varietas-varietas kedelai unggul yang bisa ditanam di dalam negeri, dan tidak berbeda dengan kualitas kedelai impor.

“Namun untuk bisa switching atau beralih dari produk impor ke produk lokal, kita membutuhkan jalan yang panjang. Banyak sekali yang harus dikerjakan pemerintah."

"Misalnya menyiapkan lahan, membuat petani berminat terhadap komoditas, menciptakan harga yang sesuai, termasuk persoalan tata niaga. Dibutuhkan waktu tak sebentar untuk mengurainya, dan memulai produksi kedelai lokal secara masif,” kata Rusli.

Untuk menghindari risiko fluktuasi harga yang signifikan dan berdampak pada para pengrajin bahan pangan berbahan baku kedelai, maka pemerintah harus menyiapkan solusi jangka pendek.

Menurut Rusli, sebagai solusi jangka pendek, pemerintah harus mengamakan pasokan kedelai dari negara-negara pengimpor yang memiliki komitmen tinggi.

Berita Rekomendasi

“Pemerintah juga harus melakukan diversifikasi sumber impor. Misalnya ke Uruguay, atau Brasil, atau India, agar pasokan kedelai untuk pasar lokal tetap terjamin,” ujarnya.

Terkait masih stabilnya harga produk kedelai dalam negeri di tengah kenaikan harga di pasar global, Rusli meyakini hal itu bisa terjadi karena pasokan kedelai domestik masih terselamatkan oleh kontrak pembelian untuk dua atau tiga bulan ke depan.

“Nah sekarang harus cepat-cepat membuat agreement kontrak jangka panjang, kalau bisa untuk setahun ke depan. Atau setidaknya sampai akhir tahun ini,” imbuhnya.

Ia memprediksi, di tengah perebutan vaksin oleh banyak negara di seluruh dunia demi menghentikan pandemi Covid-19 dan membangkitkan perekonomian, akan diikuti oleh upaya pengamanan pasokan pangan di masing-masing negara.

Sehingga bisa diperkirakan, kata Rusli, pasokan komoditas pangan termasuk kedelai di pasar global akan tersendat dalam periode tertentu.

“Jadi pemerintah harus cepat, minimal lewat future trading mengamankan pasokan minimal sampai akhir tahun ini,” kata Rusli.

Pemeirntah pun dipastikan punya kepentingan besar untuk menjamin ketersediaan komoditas kedelai di dalam negeri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas