Sri Mulyani: Kenaikan Inflasi di AS Jadi Ancaman Momentum Pemulihan Ekonomi
Proyeksi kenaikan inflasi yang meningkat tinggi di Amerika Serikat (AS) berpotensi mengancam momentum pemulihan ekonomi dunia.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, proyeksi kenaikan inflasi yang meningkat tinggi di Amerika Serikat (AS) berpotensi mengancam momentum pemulihan ekonomi dunia.
Dia menjelaskan, ancaman dari AS tersebut dalam bentuk pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral atau The Fed.
"Potensi langkah kebijakan The Fed ini dapat menciptakan spill over atau efek perambatan dan volatilitas," ujarnya dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (20/5/2021).
Volatilitas itu dinilainya akan menimbulkan ketidakpastian di sektor keuangan serta dinamika dari arus modal global juga terpengaruhi seperti terjadi pada situasi taper tantrum tahun 2013.
Baca juga: Ekonom Stanchart: Ekonomi Indonesia 2021 Ini Akan Tumbuh 4,5 Persen dan Inflasi 2,9 Persen
Menurut Sri Mulyani, fenomena ini terus membayangi upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi dengan mulai pulihnya sektor riil.
Baca juga: Keberhasilan Pengendalian Covid-19 Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi
Hal ini tercermin dari indikator PMI manufaktur global pada bulan April 2021 mencapai 55,8 atau angka tertinggi sejak April 2010.
"Kemudian, indikator baltic dry index yang menggambarkan aktivitas perdagangan global juga mencapai level tertinggi sejak Agustus 2019. Selain itu, harga komoditas menunjukkan tren kenaikan," pungkas Sri Mulyani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.