Jika Ada Panic Buying, Apakah Ketersediaan Bahan Pangan Masih Ada? Begini Penjelasan Kemendag
Sebagian masyarakat dikhawatirkan berbelanja barang kebutuhan pokok dalam jumlah besar sehingga memicu panic buying.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang akan diterapkan pada 3-20 Juli 2021 dan hanya akan berlaku di Jawa dan Bali.
Dengan adanya pembatasan mobilitas ketat tersebut, sebagian masyarakat dikhawatirkan berbelanja barang kebutuhan pokok dalam jumlah besar sehingga memicu panic buying.
Namun terdapat pula sebagian masyarakat yang takut kehabisan akan barang-barang kebutuhan pokok Lalu, perlukah masyarakat panic buying? Masih adakah ketersediaan bahan pokok harian?
Baca juga: Belanja Kebutuhan Sembako Bisa Lewat Whatsapp Selama PPKM Darurat, Begini Caranya
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan rencana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Baca juga: Selama PKM Darurat, Mal Harus Tutup, Restoran Hanya Boleh Layani Take Away
Namun apabila terjadi panic buying, Kemendag memastikan ketersediaan barang pokok dalam kondisi aman.
“Ketersediaan relatif aman apabila nantinya ada panic buying. Stok tersedia,” jelas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan saat dihubungi Tribunnews.
Baca juga: PPKM Darurat, Bus dan Taksi Maksimal 70% Kapasitas, Perjalanan Jauh Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin
Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan ketersediaan barang kebutuhan pokok melalui data yang masuk ke Kemendag.
Ketersediaan barang pokok tersebut, lanjut Oke Nurwan, dipastikan dalam kondisi aman selama penerapan PPKM Mikro Darurat.
Detail komoditi bahan pokok diantaranya seperti beras, gula, tepung terigu, telur, bawang putih, daging ayam, dan juga kedelai.
Oke Nurwan menjelaskan lebih detail, untuk stok gula saat ini berada di angka 434,36 ribu ton, minyak goreng 629,68 ribu ton, tepung terigu 491 ribu ton, kedelai 470 ribu, bawang putih 163 ribu ton dan beberapa komoditi lainnya juga aman.
Sementara itu untuk beras, stok di Perum Bulog ada di kisaran 1,39 juta ton. Artinya masih dalam kisaran stok aman yaitu 1 juta hingga 1,5 juta ton.
Bahkan untuk stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar 41 ribu ton.
“Beras saja yang di Perum Bulog itu hampir 1,39 juta ton, itu jumlahnya cukup banyak. Untuk pasar cipinang itu jumlahnya masih 41 ribu ton. Itu data per tanggal 30 juni,” ucap Oke. “Ketersediaan telur juga sangat banyak. Sama halnya dengan daging ayam,”pungkasnya.