IMF Sebut Pemulihan Ekonomi Global Tidak Merata, Begini Nasib Indonesia
Tingkat vaksinasi yang relatif rendah di negara berkembang dianggap memberikan risiko kerentanan terhadap kesinambungan pemulihan ekonomi ke depan
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional menyebutkan, tren positif pemulihan ekonomi dunia diperkirakan masih akan terus berlanjut.
Pernyataan IMF dalam rilis World Economic Outlook (WEO) mengatakan, ekonomi global diproyeksikan tumbuh 6,0 persen di tahun 2021.
“Solidnya proyeksi perekonomian global lebih didukung oleh tambahan stimulus fiskal yang kuat dan akselerasi vaksinasi,” jelas keterangan World Economic Outlook, Selasa (28/7/2021).
Meskipun demikian, pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata.
Yang antara lain disebabkan oleh perbedaan situasi pandemi Covid-19, kecepatan vaksinasi, dan dukungan stimulus ekonomi.
Baca juga: IMF: Kesenjangan Antara Kaya dan Miskin Melebar Karena Ketidakadilan Vaksin
Secara garis besar, kelompok negara maju mengalami kenaikan proyeksi didukung jangkauan vaksinasi yang tinggi, serta stimulus yang masif, seperti yang terjadi pada AS, zona Euro dan Korea Selatan.
Sementara itu, banyak negara berkembang yang mengalami penurunan proyeksi.
Hal tersebut utamanya imbas pemberlakuan restriksi (pembatasan dalam lapangan produksi impor, pemberian kredit, dan sebagainya) lebih ketat di tengah penyebaran varian delta.
Tingkat vaksinasi yang relatif rendah di negara berkembang juga dianggap memberikan risiko kerentanan terhadap kesinambungan pemulihan ekonomi ke depan.
Beberapa negara tersebut antara lain India, Malaysia, Filipina , Thailand dan tentunya Indonesia.
Baca juga: Pakar Pendidikan Soroti Pentingnya Kemampuan Berbahasa Asing di Industri Ekonomi Kreatif
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF untuk tahun 2021 yakni 3,9 persen masih dalam rentang proyeksi Pemerintah pada 3,7 sampai dengan 4,5 persen.
Meskipun outlook ekonomi global masih solid, namun risiko dan ketidakpastian masih sangat tinggi.
“Kehadiran varian delta yang sangat menular membayangi upaya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi di banyak negara,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) melaporkan varian ini telah menyebar di 124 negara dan bahkan menjadi varian yang mendominasi di berbagai negara, seperti Indonesia, Inggris, Rusia, Malaysia, Thailand, dan Afrika Selatan.