Indonesia Ajak Swasta Kembangkan Konektivitas Satelit untuk Wilayah Terpencil
Dewan Direksi AIIB telah menyetujui dana sebesar 150 juta dolar AS untuk Proyek Satelit Multifungsi PPP Indonesia
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) bersama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (PSNT) akan mengembangkan, meluncurkan dan mengoperasikan satelit telekomunikasi.
Kerja sama ini dalam sebuah inisiatif untuk memfasilitasi konektivitas bagi sekitar 45 juta masyarakat di beberapa wilayah paling terpencil di Indonesia.
Dewan Direksi AIIB telah menyetujui dana sebesar 150 juta dolar AS untuk Proyek Satelit Multifungsi PPP Indonesia, program pengembangan infrastruktur berbasis satelit pertama yang didanai oleh AIIB.
"Ini akan meningkatkan konektivitas masyarakat Indonesia sebagai salah satu anggota AIIB, agar dapat menjalin komunikasi hingga ke pelosok nusantara," ujar AIIB Principal Investment Officer Asim Rana melalui video conference, Kamis (12/8/2021).
Baca juga: HSBC Kucurkan Kredit ke Proyek Satelit Multifungsi Satria 545 Juta Dolar AS
Program tersebut dijelaskannya selaras dengan misi pendanaan Infrastruktur untuk masa depan atau infrastructure for tomorrow.
Baca juga: Industri Satelit Miliki Peran Strategis, Pemerintah Diminta Serius Berikan Proteksi
"Menghubungkan orang-orang di berbagai sekolah, rumah sakit, dan pemerintah daerah di wilayah-wilayah yang masih sulit dijangkau, dengan warga dunia lainnya," kata Asim.
Keterhubungan ini, lanjut dia, juga akan membuka akses bagi pengetahuan, peluang perdagangan, peningkatan layanan kesehatan dan pemerintahan
untuk mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
Proyek dilaksanakan dalam bentuk kemitraan inovatif antara sektor publik dan swasta atau public private partnership (PPP), menyatukan pemerintah Indonesia dan sektor swasta melalui dukungan AIIB.
Dukungan dan jaminan pemerintah Indonesia terhadap PPP ini menjadi penting bagi keberlangsungan proyek, mengingat skala dan total biaya sebesar 540 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Satelit Starlink Milik Elon Musk Nyaris Bertabrakan dengan OneWeb di Orbit Bumi
Chief Executive Office PSNT Adi Rahman Adiwoso menambahkan, PSNT memiliki target untuk mengorbitkan dan mengoperaskan satelit terbarunya pada 2023.
“Proyek ini berdampak amat penting bagi jutaan masyarakat. Proyek ini dapat memberi inklusi digital bagi para siswa di sekitar 94 ribu sekolah melalui pembelajaran daring, meningkatkan konektivitas bagi 3.700 pusat kesehatan, dan menghubungkan 3.900 pemerintah daerah dengan pusatnya di Jakarta," pungkasnya.
Konektivitas berbasis satelit merupakan satu-satunya pilihan teknologi yang memungkinkan akses komunikasi bagi lokasi-lokasi terluar di Nusantara.
Satelit ini sedang diproduksi oleh Thales Group di Perancis dan akan memiliki kapasitas 150 Gbps dengan frekuensi Ka-Band.
PSNT bertanggungjawab mengawasi pembangunan dan peluncuran satelit, memastikan orbit satelit, dan mendapatkan lokasi gateway dan stasiun bumi, mendapatkan asuransi dan mengoperasikan, serta memelihara satelit, serta stasiun gateway dan bumi.