Mitra Binaan SKK Migas Bikin Terobosan Pertanian Digital, Petani Bisa Siram Tanaman Pakai Aplikasi
Joglo Tani Kolong Langit, mitra binaan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Eni komitmen menggerakkan industri pertanian
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joglo Tani Kolong Langit, mitra binaan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Eni komitmen menggerakkan industri pertanian, peternakan, dan agrowisata dengan memanfaatkan peran petani.
Pendiri sekaligus Ketua Joglo Tani Kolong Langit Ahmad Muchtadin menuturkan sejumlah komoditas dihasilkan seperti beras pulen, sayuran, buah-buahan, tanaman hortikultura, makanan olahan hingga pupuk.
"Lewat pelatihan dapat mengubah pola pikir kelompok masyarakat khususnya petani," kata Ahmad di Forum Kapasitas Nasional 2021, JCC, Kamis (21/10/2021).
Menurutnya, Joglo Tani Kolong Langit telah menggarap 35 hektare lahan pertanian.
Produk yang paling terkenal yakni beras organik yang ditanam tanpa pestisida serta bahan kimia.
Ahmad juga melakukan terobosan dengan menerapkan pertanian digital di mana para petani dapat menyiram tanaman dari jarak jauh melalui aplikasi.
Ia menambahkan Joglo Tani Kolong Langit tidak merasakan terpaan pandemi Covid-19 karena produk yang ditawarkan merupakan kebutuhan primer.
"Beberapa produk seperti bibit dan pupuk bahkan mengalami penyerapan yang lebih besar. Makin banyak masyarakat yang bercocok tanam akibat terbatasnya kegiatan semasa pandemi," tutur Ahmad.
Baca juga: Uji Coba Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering, Mentan: Aktivitas Pertanian Lebih Terukur
Omzet yang dihasilkan sudah mencapai Rp150 juta dan memberikan manfaat bagi lebih dari 42 kepala keluarga.
Ahmad menambahkan pihaknya berharap ke depan kerjasama antara pemerintah dan swasta lebih erat sehingga bisa menghasilkan kualitas SDM yang berdaya saing di pasar.
Joglo Tani Kolong Langit sendiri berbasis di Handil Baru, Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur.
Sebelumnya petani-petani di kawasan tersebut hanya bergantung pada komoditi karet dan kelapa yang harganya fluktuatif.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.