Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kereta Cepat Jakarta Bandung Disebut Proyek Nanggung, KCIC dan Gubernur Jabar pun Buka Suara

Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelontorkan duit APBN Rp 4,3 triliun untuk mendanai proyek kerja sama Indonesia dengan China

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kereta Cepat Jakarta Bandung Disebut Proyek Nanggung, KCIC dan Gubernur Jabar pun Buka Suara
Tribun Jabar/Zelphi
Sebuah backhoe melintasi jalan proyek yang dibuat pihak Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (26/1/2021). Keberadaan proyek yang berdekatan dengan perumahan warga ini tanpa dibuatkan pagar pembatas berdampak kepada jalan proyek yang dapat dimanfaatkan warga sebagai jalan pintas dan daerah tersebut dijadikan arena bermain anak-anak. Tribun Jabar/Zelphi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menuai banyak kritik dari masyarakat.

Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelontorkan duit APBN Rp 4,3 triliun untuk mendanai proyek kerja sama Indonesia dengan China kritik semakin meluas.

Langkah Jokowi tersebut dilakukan agar proyek kerja sama Indonesia dengan China tersebut agar tidak mangkrak.

Banyak masyarakat yang kecmeluas ewa dengan janji Presiden Jokowi yang sebelumnya berikrar tidak akan menggunakan uang rakyat sepeser pun. Proyek tersebut juga sebelumnya diklaim tidak akan dijamin pemerintah.

Baca juga: Proyek KCJB Dinilai Bisa Tingkatkan Daya Tarik Investasi di Karawang

Selain pendanaan lewat APBN, kritik lainnya yakni terkait jarak Jakarta-Bandung yang relatif dekat, hanya sekitar 150 kilometer, sehingga dinilai akan membuat kecepatan kereta cepat kurang maksimal.

Belum lagi, transportasi Jakarta dan Bandung selama ini sudah dianggap baik dengan keberadaan Tol Cipularang serta KA Argo Parahyangan.

Selain itu, stasiun kereta cepat berada di pinggiran Kota Bandung.

Berita Rekomendasi

Untuk menuju Kota Bandung dan Cimahi, penumpang kereta cepat disarankan turun di Stasiun Padalarang, untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta lain, yakni KA diesel yang disediakan KAI.

Tak hanya itu, jika tujuannya adalah Kota Bandung, penumpang kereta cepat harus berjalan kaki untuk berpindah menuju stasiun kereta reguler setelah turun dari kereta cepat di Padalarang.

Baca juga: Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat Tak Terjadi di KCJB Saja? Berikut yang Terjadi di Luar Negeri

Kondisi inilah yang membuat proyek ini oleh beberapa kalangan disebut proyek serba 'nanggung'.

Tanggapan KCIC

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek nasional.

Sehingga pengambilan keputusan tak hanya atas pertimbangan satu kementerian saja, tetapi juga Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar), termasuk dalam penentuan lokasi stasiun.

"Pada saat itu kemungkinan Pemerintah Provinsi Jabar menganggap kalau hanya pengembangan di Bandung Barat saja dan tidak ada pengembangan di Bandung Timur, menurut teman-teman di Provinsi Jabar ya kurang. Kurang terdampak nanti pada perekonomiannya," ujarnya saat media visit ke Kompas Group.

Dwiyana memperkirakan, jika stasiun akhir kereta cepat Jakarta-Bandung berada di Kota Bandung, biaya proyek akan lebih jauh besar alias membengkak karena faktor pembebasan lahan yang lebih mahal dan sebagainya.

"Makanya jadi lokasinya tetap ke Bandung timur," kata Dwiyana.

Baca juga: Pengamat BUMN Ini Nilai Wajar Ada Penyertaan Modal Negara di Proyek KCJB, Ini Alasannya

Nantinya, penumpang kereta cepat yang akan menuju Kota Bandung akan turun di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, dan naik kereta feeder menuju Kota Bandung.

Dia menilai dengan dipilihnya Padalarang sebagai stasiun konektivitas yang menghubungkan langsung ke Kota Bandung, kereta cepat juga dipercayai bisa memberikan dampak perekonomian yang baik bagi Kabupaten Bandung Barat.

"Jadi kan kalau orang mau ke Bandung ya bisa berhenti di Padalarang. Nanti akan ada kereta api cepat yang berada di samping (kereta) yang lama.

Nanti itu ada pelayanan konektivitas dari KAI akan membuat kereta api feeder dari stasiun Bandung Kota, Cimahi dan Padalarang," kata Dwiyana.

Tanggapan Gubernur Jabar Ridwan Kamil

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku tak mempersoalkan tidak adanya stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Kota Bandung.

Sebab, warga Kota Bandung yang ingin menggunakan Kereta Cepat difasilitasi kereta feeder dari Stasiun Bandung ke Stasiun Hub Padalarang.

"Jadi nanti pakai Kereta Cepat ke Padalarang, dari Padalarangnya naik kereta khusus. Jadi misalnya orang Bandung ke Kebon Kawung (Stasiun Bandung) ya dia naik kereta khusus sampai Padalarang baru ngabret naik Kereta Cepat sambil menunggu nanti investasinya memungkinkan membangun fundamentalnya di Tegalluar," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Emil pun memaklumi segala dinamika yang terjadi dalam proses pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sebab, proyek itu merupakan inovasi baru yang pasti menemukan banyak tantangan. (Elsa Chaterina, Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kereta Cepat Dijuluki Proyek Nanggung, Ini Kata KCIC dan Ridwan Kamil",

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas