Porsi EBT Meningkat, Energi Fosil Dinilai Tetap Menjadi Urat Nadi Perekonomian
Peningkatan porsi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen dalam bauran energi nasional, tidak serta merta akan menghapus peran energi fosil
Penulis: Sanusi
Editor: Muhammad Zulfikar
“Pertamina memainkan peran penting menuju transisi energi. Kami support strategi Pertamina. Selain peningkatan produksi migas juga kapasitas dan kompleksitas kilang, pengembangan bioenergi, panas bumi, dan hidrogen EBT,” katanya.
Baca juga: Jurus Pemerintah Bikin RI Transisi ke Energi Hijau
Aliansi Strategis
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, saat memberikan sambutan pembukaan JCB 2021, mengatakan JCB 2021 diharapkan akan menciptakan sinergi, sehingga bisa memberi kontribusi maksimal dalam meningkatkan cadangan migas nasonal dan menciptakan multiplier efek untuk kepentingan bangsa dan negara.
Menurut Dwi, dalam upaya mengembangkan potensi hulu migas telah dicanangkan target satu juta bopd dan 12 ribu MMscfd gas pada 2030. Untuk itu, sejak 2020 industri hulu migas sudah meluncurkan rencana strategis melalui IOG 4.0.
“Kami mengharapkan para ahli dari asosiasi keilmuan dapat melakukan upaya peningkatan produksi cadangan antara lain melalui aliansi strategis. Kami juga meminta KKKS melakukan skrining potensi sumur dan lapangan yang dapat dikembangkan dengan kerja sama aliansi strategis,” kata Dwi.
Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) John H Simamora, mengatakan tanpa peran pemerintah, target produksi minyak satu juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030 tidak akan tercapai. Untuk mencapai target tersebut kuncinya adalah kegiatan yang masif dan agresif.
“Saat ini gas resources masih berlimpah, yang perlu diselesaikan pada bottleneck-nya, yaitu pembangunan infrastruktur,” kata John.