Bos Angkasa Pura I Ungkap Bakal Merugi Rp 3,24 Triliun di 2021, Bantah Punya Utang Rp 35 Triliun
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero), Faik Fahmi mengungkapkan perseroan yang dipimpinnya diproyeksikan bakal mengalami kerugian Rp 3,24 triliun
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Adanya pandemi Covid-19 membuat kondisi keuangan dan operasional perusahaan mengalami tekanan cukup besar.
Pendapatan 2019 yang mencapai Rp8,6 triliun anjlok di 2020, di mana perusahaan hanya meraih pendapatan Rp3,9 triliun dan diprediksi pada 2021 ini pendapatan juga akan mengalami sedikit penurunan akibat anjloknya jumlah penumpang yang hanya mencapai 25 juta orang.
“Kenapa utangnya besar? karena memang sebelum pandemi covid-19 kita sedang sibuk membangun 10 Bandara untuk menyelesaikan masalah lack of capacity,” ujar Faik.
“Untuk membiayai pengembangan 10 bandara tersebut, kami tidak menggunakan dana APBN atau PMN (penyertaan modal negara), tetapi menggunakan dana internal dan melalui eksternal melalui kredit sindikasi perbankan dan obligasi,” pungkasnya.
Baca juga: Terlilit Utang Rp 35 Triliun, Ini Proyek Bandara Angkasa Pura I yang Diduga Sebagai Penyebabnya
Sebelumnya, Kementerian BUMN mengungkapkan, kondisi keuangan PT Angkasa Pura I sedang kurang sehat.
Pasalnya, BUMN yang bergerak di sektor pengelolaan bandar udara ini tengah memiliki utang senilai Rp35 triliun.
"Kita memang sedang diskusi dengan Angkasa Pura I. Memang Angkasa Pura I ini tekanannya sedang berat sekali," ujar Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo dalam paparannya bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12/2021).
"Kondisi keuangan mereka ini, utangnya mencapai Rp 35 triliun," sambungnya.
Kartika mengungkapkan, hal tersebut terjadi oleh Angkasa Pura I imbas beban berat dari adanya bandara-bandara baru yang kinerjanya kurang optimal imbas adanya pandemi Covid-19.