4.000 Orang Per Hari Ini Melakukan Perjalanan ke Luar Negeri, Menhub: Mengkhawatirkan
Budi Karya Sumadi mengatakan, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebanyak 4.000 orang hingga hari ini melakukan perjalanan ke luar negeri
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dari data yang diterima Kemenhub sebanyak 4.000 orang hingga hari ini melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Hal ini tentu mengkhawatirkan sekali, dan kami mengimbau agar masyarakat lebih waspada lagi dan tidak bepergian ke luar negeri untuk sementara waktu," kata Budi Karya, Rabu (22/12/2021).
Menurutnya, hal tersebut menjadi pembahasan pemerintah dalam rapat koordinasi bersama kementerian dan lembaga dan tentunya ini membuat pemerintah harus siaga terhadap kemungkinan terburuk.
Baca juga: Bukan Penyekatan, Kemenhub Tegaskan Posko Perjalanan untuk Layani Screening dan Vaksinasi
Sebelumnya pengamat penerbangan Arista Atmadjati menyarankan, agar Indonesia menutup sementara penerbangan reguler dari luar negeri menyusul adanya kasus varian baru Covid-19 Omicron yang sudah ada di Indonesia.
Menurutnya, ini tentunya sebagai upaya pencegahan masuknya virus ini masuk ke Indonesia. Perlu ditutup sementara penerbangan reguler, kecuali untuk penerbangan charter.
"Hal ini tentunya untuk memproteksi masyarakat dari ancaman penularan varian Omicron yang berasal dari luar negeri," kata Arista saat dihubungi Tribunnews, Selasa (21/12/2021).
Meski begitu, Arista menambahkan, saat pemerintah lebih baik fokus terhadap penerbangan domestik dan menghentikan sementara penerbangan internasional karena adanya Omicron ini.
Baca juga: Tarif Hotel Karantina Dibanderol Paling Murah Rp 7 Jutaan, Ini Sejumlah Fasilitas yang Didapat
"Kemudian terkait pengecualian penerbangan khusus atau charter flight, menurut saya lebih mudah untuk melakukan screening penumpang karena penerbangannya memiliki tujuan tertentu yang spesifik," kata Arista.
Sehingga, menurut Arista, charter flight ini lebih mudah dilakukan screening penumpang dibandingkan penerbangan reguler dan risikonya tidak terlalu besar seperti penerbangan reguler berjadwal terkait penyebaran virus tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.