Kunjungi IKN, Menkeu Resmikan Jembatan yang Dibiayai SBSN Senilai Rp 1,43 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan inspeksi pembangunan proyek jembatan Pulau Balang II di Kalimantan TImur senilai Rp 1,43 triliun
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan inspeksi pembangunan proyek jembatan Pulau Balang II di Kalimantan TImur senilai Rp 1,43 triliun yang dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
"Hari ini saya melakukan penandatanganan aset SBSN, yaitu pembangunan Jembatan Pulau Balang II. Ini sekaligus menunjukkan berbagai proyek penting yang telah dibiayai oleh sukuk negara," ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat (7/1/2022).
Baca juga: Lantik Bos Baru, Menkeu Minta LPEI Perbaiki Kinerja untuk Dongkrak Ekspor Indonesia
Jembatan Pulau Balang merupakan satu di anrara proyek yang dibiayai dari SBSN dengan total alokasi sebesar Rp 1,43 triliun, dan dilakukan secara multi year contract (MYC) tahun 2015-2021.
Pembangunan ini ditujukan untuk mendukung konektivitas dan dukungan logistik nasional. Selain itu, juga mendorong akses pertukaran ekonomi antar provinsi dan antar kabupaten di Kalimantan Timur jauh lebih mudah, dan perekonomian lebih terbuka luas.
Sri Mulyani mengapresiasi masyarakat yang telah membeli sukuk negara. Karena sejatinya mereka telah turut mendukung pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Harga Pangan di 2022
"Bagi masyarakat yang selama ini membeli SBSN, maka anda sudah turut membangun Indonesia, termasuk membangun Jembatan Pulau Balang II ini," tutur Sri Mulyani.
Sebagaimana diketahui, SBSN saat ini menjadi salah satu instrumen fiskal yang strategis dan inovatif. Penerbitan SBSN dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan APBN untuk percepatan pembangunan, sekaligus mendorong pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri.
Hingga tahun 2022, total pembiayaan proyek SBSN telah mencapai Rp175,38 triliun dengan jumlah proyeknya lebih dari 4.247 proyek yang tersebar di seluruh provinsi.
Sedangkan alokasi terbesar dari SBSN Proyek ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur transportasi, jalan-jembatan, dan sumber daya air yang jumlahnya mencapai Rp144,26 triliun (82,25 persen).
Bahkan di tengah pandemi COVID-19 pun realisasi pembiayaan proyek melalui SBSN pada tahun 2021 lalu masih cukup baik, yaitu sebesar 85,52 persen.
Kemudian, sisa pekerjaan seluruh proyek tersebut akan dilanjutkan pada tahun 2022, dimana rata-rata realisasi dari lanjutan proyek SBSN selama ini mencapai 93 persen sampai 96 persen.
Pemerintah disebut sangat optimis dan berharap bahwa SBSN ini dapat menjadi salah satu pilar utama instrumen APBN untuk pembangunan nasional, dan sekaligus juga menjadi instrumen utama di pasar keuangan nasional ke depan.