Prediksi Menuju Puncak Penularan Omicron, Bagaimana Dampaknya Terhadap Bursa Saham?
Sejumlah analis pun memiliki pandangan berbeda mengenai arah bursa saham jika gelombang ketiga terus bergulir dan PPKM kembali diperketat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gelombang penularan Covid-19 di Indonesia saat ini telah mencapai fase yang ketiga dengan varian Omicron.
Kini kasus harian Covid-19 kembali mencapai angka-angka yang cukup tinggi.
Pada Minggu (6/2/2022) angka harian yang terpapar Coid-19 mencapai sebanyak 36.057 kasus. Bahkan pada Jumat sebelumnya angkanya mencapai 47 ribu lebih.
Perkiraan pemerintah, pada akhir bulan Februari ini gelombang Omicron bakal mencapai puncak penularan di Indonesia.
Di tengah penyebaran varian omicron yang mengancam, bagaimana dampaknya terhadap bursa saham? Ledakan kasus covid-19 varian omicron ini berpeluang membuat pemerintah kembali memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca juga: IHSG Menguat 0,71 Persen ke 6.731 di Akhir Pekan, Investor Asing Borong Saham BRI, Telkom dan BCA
Sejumlah analis pun memiliki pandangan berbeda mengenai arah bursa saham jika gelombang ketiga terus bergulir dan PPKM kembali diperketat. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai bahwa kondisi tersebut bakal menjadi sentimen negatif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Jika PPKM kembali naik ke level 3 apalagi 4, mobilitas masyarakat kembali terbatas. Hal ini akan mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang melaju.
"Apabila terjadi gelombang ketiga dan pemerintah menaikkan level PPKM ini akan menjadi penekan IHSG untuk jangka pendek dan IHSG berpotensi terkoreksi," kata Andhika saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/2).
Dilihat dari Analisis Elliott Wave, sebut Andhika, IHSG berpotensi untuk membentuk wave [e] dari wave 4 dengan target koreksi ke level 6.570-6.600.
Baca juga: IHSG Melesat 1,15 Persen ke Level 6.707, Investor Asing Borong BCA, ARTO dan BNI
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG sepekan terakhir belum menunjukkan kekhawatiran lonjakan kasus omicron. IHSG mengalami penguatan dan tampak akan menguji area resistance di 6.738-6.754.
"Namun demikian dengan meningkatnya kasus omicron menjadi kekhawatiran tersendiri akan pengetatan PPKM dan dikhawatirkan membawa dampak negatif untuk IHSG sendiri," ujar Herditya.
Secara teknikal, apabila IHSG belum menembus level resistance-nya, maka IHSG akan menguji level area 6.600-6.650 terlebih dahulu untuk area koreksi terdekatnya.
Herditya bilang, pelaku pasar tetap dapat mencermati area resistance sebagai acuan.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memandang bahwa pelaku pasar masih cukup percaya diri. Terlebih jika melihat aksi beli asing yang meningkat pada perdagangan Jum'at (4/2) dengan net buy Rp 870 miliar.