Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Prediksi Menuju Puncak Penularan Omicron, Bagaimana Dampaknya Terhadap Bursa Saham?

Sejumlah analis pun memiliki pandangan berbeda mengenai arah bursa saham jika gelombang ketiga terus bergulir dan PPKM kembali diperketat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Prediksi Menuju Puncak Penularan Omicron, Bagaimana Dampaknya Terhadap Bursa Saham?
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Prediksi pekan Ini

Dia bahkan menilai pasar lebih mencermati magnitude yang datang dari arah kenaikan suku bunga The Fed. Jika omicron menjadi sumber kekhawatiran pasar, kata Fendi, maka IHSG akan berada di level 6.500 ke bawah.

Tetapi, IHSG masih bisa menembus level 6.600 bahkan bertengger di 6.731 pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Cermati sektor dan saham ini Dalam konsisi tersebut, Fendi menjagokan sejumlah saham di sektor kesehatan dan pertambangan, yang berpotensi mengalami penguatan.

Di sektor tambang ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.200 dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) di level Rp 11.900.

Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Lanjutkan Penguatan, Saham Perbankan Layak Dicermati

Selanjutnya di sektor kesehatan ada PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dengan target harga Rp 9.100, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) di level Rp 2.500, lalu PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dengan target harga masing-masing di Rp 2.300 dan Rp 2.100.

"Sedangkan saham yang berpotensi koreksi ialah saham ritel dan mal," sebut Fendi.

Berita Rekomendasi

Menguat 1,82% dalam Sepekan

Sementara itu, Ivan berpandangan bahwa sektor yang berpeluang mengalami kenaikan atau bullish reversal diantaranya adalah transportasi & logistic, consumer non-cyclical, infrastruktur, industrials dan finance.

Sedangkan untuk sektor lain diperkirakan bisa kembali konsolidasi atau mengalami tekanan jual dalam jangka pendek.

Ivan bilang, untuk sektor-sektor yang berpotensi mengalami penguatan lanjutan maupun reversal, dapat dilakukan trading buy untuk saham-saham yang sebelumnya sudah menguat atau akumulasi beli pada saham yang sedang di awal uptrend.

"Pertimbangkan juga dari sisi valuasi mengingat banyak saham yang PER-nya sudah mencapai angka ratusan sehingga terbilang mahal," ujar Ivan.


Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan prediksi IHSG berpotensi uji resistance berikutnya di 6.750-6.775 pada Senin (7/2). Akan tetapi, waspadai potensi profit taking pada saat IHSG memasuki resistance area tersebut untuk sepekan ke depan. Support diperkirakan pada 6.660-6.680.

Saham-saham yang dapat diperhatikan meliputi BBCA, BBRI, BBTN, TLKM, KLBF dan AGII. Pada perdagangan Jumat (4/2), harga saham BBCA ditutup stagnan di level 7.725. Namun dalam perdagangan selama sepekan lalu, harga saham BBCA terkoreksi 75 poin atau 0,96%.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas