Bank Sentral China di G20 Ungkap Faktor Ini Bahayakan Pasar Negara Berkembang
Gubernur Bank Sentral China Yi Gang menjadi satu di antara pembicara pada sesi event pertemuan G20 di Indonesia tahun 2022.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur Bank Sentral China Yi Gang menjadi satu di antara pembicara pada sesi event pertemuan G20 di Indonesia tahun 2022.
Dalam paparannya, Yi mengungkapkan satu faktor terpenting yang bisa membahayakan pasar keuangan negara berkembang, yakni lemahnya sistem kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Sistem perawatan kesehatan yang lemah ini dan vaksinasi Covid-19 relatif rendah, menimbulkan bahaya lebih besar bagi pasar negara berkembang," ujarnya dalam sesi acara G20 "Finance Track Main & Side Event February Series", Rabu (16/2/2022).
Baca juga: Negara G20 Harus Bersinergi untuk Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sementara, peningkatan dukungan untuk bidang utama dalam ekonomi negara-negara maju, telah mengubah kebijakan mereka dalam beberapa bulan terakhir
"Kondisi keuangan global mungkin lebih banyak perubahan dalam waktu dekat," kata Yi.
Lebih rinci, dalam mulainya babak normalisasi kebijakan ini, bank sentral di negara maju telah memiliki banyak komunikasi dengan pasar dengan mencoba arahkan ekspektasi.
Baca juga: Bank Indonesia Bahas Persiapan Mata Uang Digital di G20
Namun kabar baiknya, kata Yi, sejak pecahnya krisis keuangan global di 2008, banyak pasar negara berkembang telah memperkuat sistem keuangan mereka.
"Pasar negara berkembang perkuat sendiri sistem keuangan dengan bekerja sama untuk membangun jaring pengaman keuangan regional," pungkasnya.