Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kawasan Industri Medis Terbesar di ASEAN Akan Dibangun di Banten

Sebuah kawasan industri medis atau medical industrial park terbesar di ASEAN akan dibangun di Banten dalam waktu dekat.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kawasan Industri Medis Terbesar di ASEAN Akan Dibangun di Banten
Handout
Maket kawasan industri medis atau medical industrial park terbesar di ASEAN yang akan dibangun di Banten dalam waktu dekat. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebuah kawasan industri medis atau medical industrial park terbesar di ASEAN akan dibangun di Banten dalam waktu dekat.

Dua perusahaan properti yaitu PT Mahkota Properti Indo Permata (MPIP) dan PT Mahkota Properti Indo Senayan (MPIS) yang tergabung dalam Mahkota Properti akan menjadi pengembang yang membangun kawasan industri tersebut.

“Salah satu rencana kami ke depan adalah membangun medical industrial park yang terbesar se ASEAN,” kata Direktur Utama Mahkota Properti Hamdriyanto di acara Business Conference di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/2/2022).

Hamdri menjabarkan, kawasan industri ini akan mengusung konsep multifungsi yang mencakup fasilitas produksi, distribusi, dan juga hunian yang akan menjadi pusat produksi alat kesehatan yang saat ini sangat dibutuhkan Indonesia.

Mengutip keterangan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, saat ini pemerintah menetapkan 79 produksi alat kesehatan (alkes) yang menjadi prioritas di dalam negeri dan tidak boleh diimpor sebelum memenuhi kebutuhan nasional terpenuhi.

Baca juga: Gandeng PLN dan Pertamina, Pupuk Indonesia Kembangkan Industri Ramah Lingkungan

"Beberapa produk tersebut telah memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) di atas 40% yang artinya produk dalam negeri tersebut wajib dibeli dan produk impor dilarang untuk dibeli," ujar Agus dalam keterang pers.

Baca juga: Bikin Pabrik Baru di Karawang, Sharp Incar 30 Persen Pasar AC Nasional

BERITA REKOMENDASI

Saat ini dari 40.243 item (alkes impor di e-katalog), ada 5.462 (79 jenis alkes) yang merupakan produk dalam negerinya, dengan demikian yang diizinkan dibeli oleh pemerintah adalah alkes yang sudah diproduksi dalam negeri tersebut.

Sepanjang tahun 2021, para pejabat pengadaan barang dan jasa ditarget menyerap produk alkes dengan total nilai valuasinya mencapai Rp 6,5 triliun.

Baca juga: Menteri PUPR Ungkap 3 Klaster Kawasan Inti Pusat Pemerintahan di IKN

Agar memenuhi kebutuhan pemerintah tersebut, kata Hamdri, Mahkota Properti akan membangun Komplek Industri Alat Kesehatan di atas lahan seluas lebih dari 300 Hektar dan akan diproyeksi perluasannya hingga 1000 hektar di wilayah Banten.

Mega Proyek yang diusung PT Mahkota Properti, lanjut Hamdri, diberi nama Mahkota Industrial Park yang diperkirakan akan memenuhi kebutuhan industrial alat kesehatan nasional hingga 95 persen dan ditaksir bernilai Rp 200 Triliun pertahun.

“Kami sudah perkirakan nilai valuasi laba bersih mencapai Rp 200 Triliun, dengan catatan apabila 95 persen kebutuhan alat kesehatan dalam negeri telah terpenuhi oleh perusahaan kita,” kata Hamdri.

Hal ini menjadi kabar baik bagi para nasabah Mahkota Properti yang memilih skema percepatan Topup Konversi Asset, Asset Senttlement dengan sistem bagi hasil dari pembangunan, ataupun konversi saham.

Hamdri mengatakan, dibangunnya mega proyek ini akan memberikan angin segar bagi para nasabah dalam waktu dekat, dikarenakan mereka akan segera mendapatkan haknya yang berbentuk aset dan juga saham.

“Ini merupakan salah satu, itikad bai Mahkota Properti untuk membangun kembali citranya sebagai perusahaan investasi properti yang terpercaya di Indonesia,” kata Hamdriyanto.

Hamdri juga mengatakan, nasabah tidak perlu khawatir tentang dana mereka yang masih mandek di perusahaan, pihaknya tetap mengutamakan kementingan semua nasabahnya.

“Para nasabah Mahkota Properti, tidaka perlu khawatir karena semuanya sudah kami telah merencanakannya sebaik mungkin,” kata dia.

Dia mengatakan, perusahaannya sedang menggenjot pelunasan melalui cicilan PKPU di berbagai kota, serta pembangunan mega proyek untuk nasabah yang mengambil skema yang lain.

“Kami berusaha sekeras mungkin, agar hak para nasabah terbayarkan, dan doakan saja kami agar bisa terus bangkit dan memulai bisnis saat ini dalam tahap pembangunan,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas