Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Para Pedagang Mengaku Tak Sanggup Lagi Menanggung Kerugian akibat Melambungnya HPP Daging Sapi

Tak hanya pedagang yang melakukan aksi mogok tapi tempat pemotongan hewan milik perorangan melakukan hal serupa untuk mempromosikan mahalnya harga.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Para Pedagang Mengaku Tak Sanggup Lagi Menanggung Kerugian akibat Melambungnya HPP Daging Sapi
Warta Kota/Henry Lopulalan
Suasana lenggang los daging di Pasar Proyek Senen, Senen, Jakarta Pusat, Senin(28/2/2022). Pedagang tidak menjual daging sapi sebagai protes kenaikan harga daging yang berakhibat mahalnya harga si jualan ke konsumen. Rencananya mereka mogok jualan selama 1 minggu atau mereka akan segera berjualan jika pemerintah bisa menstabilkan harga daging. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Pembeli Kabur

Terpisah, Helmawati (48), pemilik rumah makan padang Mitra Mandiri di Kelurahan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur mengaku khawatir selama rencana aksi mogok pedagang daging pelanggan bakal berkurang.

Pasalnya daging sapi merupakan bahan dasar untuk membuat masakan rendang.

Sajian yang digemari banyak warga dan menjadi ciri khas dari setiap usaha rumah makan padang.

"Makanya itu enggak kebayang, orang kan nanya rendang kok enggak ada? pergi deh enggak jadi beli" kata Helmawati.

Selain sebagai lauk, bumbu pada sajian rendang pun turut jadi ciri khas karena selalu ada pada setiap pesanan tanpa mengenal lauk bila bersantap di rumah makan padang.

Karenanya di saat harga daging sapi mencapai Rp 140 ribu per kilogram pengusaha rumah makan padang sepertinya tetap rela merogoh kantong lebih dalam untuk belanja daging.

Berita Rekomendasi

"Rendang itu kan ciri khasnya, kalau enggak ada rendang. Orang akan bilang lah kok ini warung makan Padang atau bukan? Berharap biar harga cepat turun, jadi enggak ada mogok," ujarnya.

Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Bekasi Akan Mogok Jualan Selama Lima Hari

Tengku Biismi (51), suami Helmawati yang ikut mengelola Rumah Makan Padang Mitra Mandiri menuturkan khawatir bila harga daging sapi tidak kunjung turun maka menurunkan daya beli warga.

Terlebih kenaikan harga daging sapi terjadi dalam waktu singkat, dari yang sebelumnya berkisar Rp 120 ribu per kilogram melonjak jadi Rp 140 kilogram hanya dalam waktu kurang dari satu bulan.

"Kalau sekarang saja harganya segini apalagi bulan Puasa nanti, bisa lebih mahal dari sekarang. Sekarang kita keluar modal untuk beli daging sapi juga lebih mahal," tutur Tengku.

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengunjungi Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan para Pedagang sapi di Pasar Klender, Jakarta Timur.

Dalam kunjungan tersebut, Arief bertemu secara langsung dan mendengar aspirasi para pedagang sapi di Pasar yang mengeluhkan kenaikan harga daging sapi di pasaran.

"Stop dulu niat liburnya ya, agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan daging dengan mudah," kata Arief kepada para pedagang.

Dia pun menyampaikan kepada para pedagang bahwa persoalan harga daging dalam proses pembahasan pemerintah.

Pertemuan itupun diyakini pedagang lantaran secara langsung dihadiri secara daring oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.

"Pemerintah telah mengupayakan percepatan untuk mengatasi komoditas daging," ucap Arief.

Menurutnya hal ini juga telah dikoordinasikan bersama Menteri terkait seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri terkait lainnya serta berkoordinasi dengan BUMN Bulog dan Holding Pangan ID FOOD untuk percepatan rencana penugasan.(Tribun Network/bim/sen/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas