Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Shell Diam-diam Beli Minyak Rusia, Menlu Ukraina: Bukankah Minyak Rusia Berbau Darah Ukraina

Shell memberikan pernyataan tidak lama setelah kritik yang diberikan Dmytro Kuleba kepada mereka.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Shell Diam-diam Beli Minyak Rusia, Menlu Ukraina: Bukankah Minyak Rusia Berbau Darah Ukraina
ist
SPBU Shell. Shell Diam-diam Beli Minyak Rusia, Menlu Ukraina: Bukankah Minyak Rusia Berbau Darah Ukraina 

Ini membuat para pedagang mencari sumber alternatif di pasar yang semakin tercekik.

Dilansir Al Jazeera, harga pasokan global yang melonjak menjadi perhatian khusus bagi AS sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.

Inflasi sudah mencapai level tertinggi selama empat dekade.

Baca juga: Serangan Rusia dari Grozny, Aleppo, hingga Ukraina - Perlawanan selalu dibalas kekuatan senjata

Lalu, berapa banyak minyak yang diimpor AS dari Rusia?

AS mengimpor minyak Rusia, tetapi tidak terlalu bergantung pada negara itu untuk pasokannya.

Pada  2021, AS mengimpor rata-rata 209.000 barel per hari (bph) minyak mentah dan 500.000 bph produk minyak lainnya dari Rusia, menurut asosiasi perdagangan American Fuel and Petrochemical Manufacturers (AFPM).

Jumlah tersebut mewakili tiga persen dari impor minyak mentah AS dan satu persen dari total minyak mentah yang diproses oleh kilang AS.

BERITA TERKAIT

Sebaliknya, AS mengimpor 61 persen minyak mentahnya dari Kanada, 10 persen dari Meksiko, dan enam persen dari Arab Saudi pada tahun yang sama.

Menurut AFPM, impor minyak mentah Rusia telah meningkat sejak 2019, ketika AS memberlakukan sanksi terhadap industri minyak Venezuela.

Penyulingan AS juga sementara meningkatkan impor Rusia tahun lalu setelah Badai Ida mengganggu produksi minyak di Teluk Meksiko.

Baca juga: Khawatir Alami Lonjakan Harga Berlebih, AS Mulai Pertimbangkan Sanksi Impor Minyak Rusia

Bagaimana pembatasan ekspor minyak Rusia akan mempengaruhi AS?

Ada dua skenario potensial untuk dipertimbangkan, menurut analis.

“Pertama adalah dengan pasokan minyak, dan jawaban singkatnya adalah itu tidak akan terlalu mempengaruhi AS,” Adam Pankratz, seorang profesor di Sekolah Bisnis Sauder Universitas British Columbia, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Jika benar-benar drastis, AS memiliki cadangan minyak yang strategis,” katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas