Departemen Keuangan AS Perluas Sanksi Ekonomi Rusia hingga ke Aset Kripto
Warga AS dan perusahaan aset digital harus mematuhi sanksi yang diberikan terhadap Rusia, termask untuk transaksi dalam mata uang kripto.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kantor Pangawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan Amerika Serikat, telah mengeluarkan panduan yang menjelaskan warga AS dan perusahaan aset digital harus mematuhi sanksi yang diberikan terhadap Rusia, termask untuk transaksi dalam mata uang kripto.
Panduan baru ini diumumkan secara resmi Jumat (11/3/2022) kemarin
Reuters menyebutkan, OFAC mengatakan dalam panduannya, orang-orang di Amerika Serikat dan perusahaan atau bisnis yang berurusan dengan cryptocurrency, harus berhati-hati dan waspada terhadap upaya untuk menghindari peraturan OFAC dan harus mengambil keputusan serta langkah-langkah berbasis risiko untuk memastikan mereka tidak terlibat dalam transaksi terlarang.
Peringatan yang diberikan OFAC ini datang, saat banyaknya industri kripto menanggapi kekhawatiran dari beberapa anggota parlemen bahwa aset digital dapat digunakan untuk menghindari sanksi yang diberikan negara-negara Barat pada Rusia.
Baca juga: Hindari Asetnya Dibekukan, Warga Rusia Berbondong-bondong ke UEA untuk Likuidasi Kripto
Pejabat administrasi Biden mengatakan, mereka tidak percaya Rusia dapat menggunakan aset kripto secara sepenuhnya untuk menghindari sanksi yang telah diberikan, namun tetap memperingatkan perusahaan untuk waspada.
Baca juga: Bitfinex Tolak Bekukan Aset Kripto Milik Pengguna Warga Negara Rusia
Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan AS (FinCEN) mengatakan pertukaran kripto harus melaporkan aktivitas yang mencurigakan, namun pada Jumat kemarin langkah lebih jauh telah diambil dengan menyatakan pertukaran kripto dilarang terlibat dalam memfasilitasi transaksi ilegal.
Baca juga: Marak Penipuan Kripto Berkedok Donasi Ukraina, Jaksa Agung Virginia Barat Peringatkan Warganya
Pertukaran crypto besar, termasuk Coinbase dan Binance belum menjalankan parmintaan pejabat Ukraina untuk memblokir semua pengguna Rusia. Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina, Alex Bornyakov mengatakan pertukaran kripto memilih untuk tetap berada di Rusia daripada menghadapi reaksi publik yang mengecam aksi Rusia saat menyerang Ukraina.