Sempat Memilih Bertahan, Uniqlo Akhirnya Hentikan Bisnisnya di Rusia
Uniqlo sebelumnya menyatakan akan terus mengoperasikan 50 tokonya di Rusia dan berargumen bahwa pakaian merupakan kebutuhan hidup
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Merek pakaian asal Jepang, Uniqlo bergabung dengan perusahaan-perusahaan yang menghentikan bisnisnya di Rusia.
Sebelumnya Uniqlo berujar akan tetap membuka tokonya di Rusia, namun merek pakaian ini segera mengubah keputusannya setelah Inggris meningkatkan sanksi terhadap oligarki Rusia, termasuk pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich.
Kepada media Jepang, Uniqlo sebelumnya menyatakan akan terus mengoperasikan 50 tokonya di Rusia dan berargumen bahwa pakaian merupakan kebutuhan hidup, dan warga Rusia berhak mendapatkan kebutuhan sandang.
Kemudian pada Kamis (10/3/2022) kemarin, Uniqlo memutuskan tidak melanjutkan bisnis di Rusia karena sejumlah kesulitan.
Dikutip dari Reuters.com selai Uniqlo, Bank investasi Goldman Sach, menjadi bank pertama Amerika Serikat yang keluar dari Rusia.
Baca juga: Uniqlo Putuskan Tetap Buka Toko di Rusia
Keputusan sama juga dilakukan perusahaan makanan dan agribisnis AS, Bunge yang menghentikan ekspor baru dari Rusia.
Menghadapi sanksi dari Barat, Presiden Vladimir Putin mengatakan negaranya akan menjadi jauh lebih kuat dan lebih mandiri.
Baca juga: Uniqlo hingga McDonalds Putuskan Tetap Beroperasi di Rusia, Kritik di Media Sosial Berdatangan
Walaupun kecaman yang diberikan perusahaan-perusahaan atas serangan Rusia terhadap Ukraina semakin besar, Putin menyebut yang dilakukan Rusia bukanlah invasi melainkan operasi militer khusus, dan Putin mengatakan dia tidak punya pilihan.
Baca juga: Departemen Keuangan AS Perluas Sanksi Ekonomi Rusia hingga ke Aset Kripto
Dampak serangan ini semakin meluas, setelah sekutu Putin termasuk Abramovich dan enam oligarki lainnya seperti CEO perusahaan energi Rusia, Igor Sechin menjadi oligarki yang disetujui masuk ke daftar sanksi Inggris sejak invasi terjadi.
Pemberian sanksi pada Rusia, menempatkan klub sepak bola Chelsea di bawah kendali pemerintah Inggris, yang berdampak pada berhentinya penjualan tiket dan merchendise baru.
Baca juga: 10 Kapal Perang Angkatan Laut Rusia Melewati Selat Tsugaru Hokkaido Jepang
Langkah Inggris dipicu saat perusahaan pertambangan besar asal negara ini, Rio Tinto menyatakan telah memutuskan semua hubungan bisnis dengan Rusia, termasuk bahan bakar dan sumber bahan lainnya untuk operasi proyek tambang terbuka di Oyu Tolgoi, Mongolia.
Perusahaan-perusahaan menghentikan Bisnis di Rusia
Perusahaan Jepang lainnya yang menangguhkan bisnisnya di Rusia adalah Sony dan Nintendo. Keduanya akan menghentikan pengiriman konsol game mereka dan diikuti langkah dari perusahaan musik Sony dan Warner Music Group yang juga menghentikan bisnis mereka di Rusia.