Imbas Sanksi Barat, Rusia Dikeluarkan dari Keanggotaan Badan Sertifikasi Kapal
Langkah ini sejalan dengan sanksi yang diberikan Inggris pada Rusia, di mana IACS juga berdomisili di Inggris.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Sektor pelayaran Rusia terpukul, setelah Badan Sertifikasi Kapal terkemuka dunia (IACS) mengeluarkan Maritim Rusia (RS) dari keanggotaan.
Hal itu akibat dampak dari sanksi yang diterima Rusia setelah menyerang Ukraina.
Melansir dari situs Reuters.com, Rabu (16/3/2022) Badan Sertifikasi Kapal menyediakan pelayanan, seperti memeriksa kapal laut dan memberikan jaminan sertifikasi yang penting untuk mengamankan asuransi dan masuk ke pelabuhan.
Baca juga: Jepang Desak Perusahaan Kripto Turut Berikan Sanksi Terhadap Rusia
Dalam beberapa hari ini, LR Inggris dan DNV Denmark mengumumkan mereka akan menghentikan dan mengakhiri hubungan bisnis dengan pihak Rusia.
International Association of Classification Societies (IACS) yang sebelumnya beranggotakan 12 anggota termasuk LR dan DNV, membentuk sertifikasi kapal tingkat atas secara global.
IACS mengatakan pada Jumat Malam kemarin, pihaknya tidak dapat lagi mempertahankan keanggotaan RS di dalam IACS. Langkah ini sejalan dengan sanksi yang diberikan Inggris pada Rusia, di mana IACS juga berdomisili di Inggris.
Juru bicara IACS mengatakan pada Senin (14/3/2022), dampak pelepasan keanggotan RS dari IACS tergantung dengan pengaturan bilateral swasta.
“Dampak RS tidak lagi menjadi anggota IACS akan bergantung pada berbagai pengaturan bilateral swasta dengan entitas seperti pemilik kapal dan negara bendera. IACS adalah asosiasi teknis yang mengembangkan dan menyetujui standar teknis minimum. IACS perlu membuat berbagai perubahan konsekuensial mengenai komposisi berbagai kelompok kerja," kata juru bicara itu.
Baca juga: Elon Musk Tantang Putin untuk Bertarung, Pejabat Rusia Sebut sang Miliarder Lemah: Hanya Buang Waktu
Pada Juni tahun lalu, RS menyatakan pihaknya telah membentuk kemitraan dengan perusahaan pelayaran terkemuka Rusia Sovcomflot (SCF), untuk bekerja sama dalam pengembangan bahan bakar laut baru yang dapat mengurangi emisi dan pengawasan teknis kapal kelas es yang beroperasi di Kutub Utara.
SCF merupakan salah satu perusahaan asal Rusia yang masuk ke daftar sanksi Departemen Keuangan AS bulan lalu.
Namun belum jelas dampak apa yang ditimbulkan dari sanksi yang berkembang terhadap keselamatan armada SCF mapun pada kesempatan mereka untuk berlayar.