Inflasi Maret Diprediksi 0,54 Persen, Komoditas Cabai Merah hingga Telur Ayam Jadi Penyumbang Utama
Bank Sentral memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,54 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu ketiga Maret 2022, perkembangan harga pada Maret 2022 masih relatif terkendali.
Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,54 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas cabai merah, telur, hingga perhiasan emas.
Baca juga: Dampak Invasi Rusia ke Ukraina : Biaya Harian Warga Naik, Inflasi Tahunan Melonjak 12,5%
“Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu III yaitu diantaranya komoditas cabai merah sebesar 0,10 persen (mtm), telur ayam ras, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm)," jelas Erwin dalam keterangannya, dikutip Minggu (20/3/2022).
“Kemudian cabai rawit dan daging ayam ras masing-masing menyumbang sebesar 0,04 persen (mtm),” sambungnya.
Baca juga: Dipicu Harga Cabai hingga Tempe Yang Naik, BI Prediksi Inflasi 0,32 Persen Terjadi di Maret 2022
Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi. Yaitu minyak goreng sebesar -0,06 persen (mtm) dan tomat sebesar -0,01 persen (mtm).
Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Erwin.