Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengamat Keuangan Prediksi IHSG Bisa Kembali Menguat ke Level 7.000 Lagi 

Pengamat keuangan Ariston Tjendra menilai pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan hingga minus 4,42 persen pada hari ini tidak bersifat jangka panjang

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pengamat Keuangan Prediksi IHSG Bisa Kembali Menguat ke Level 7.000 Lagi 
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat keuangan Ariston Tjendra menilai pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga minus 4,42 persen pada hari ini tidak bersifat jangka panjang. 

Bahkan, dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dinilainya tidak akan lama karena putusannya sudah pasti. 

"Biasanya pasar saham akan menguat kembali ketika pasar sudah selesai mengantisipasi pengetatan moneter AS ini, dalam artian The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga acuannya," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Senin (9/5/2022).

Baca juga: IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, Ini Sejumlah Penyebabnya

Sementara di tengah sentimen negatif dari global seperti ini, fundamental yang bagus di dalam negeri dengan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen di kuartal I 2022 tidak ada artinya. 

Namun, ketika sentimen berbalik, investor global pasti akan masuk ke pasar yang memang menjanjikan pertumbuhan yang tinggi seperti Indonesia. 

Lebih lanjut, Ariston memperkirakan IHSG masih berpeluang untuk kembali menyentuh level 7.000, setelah penyesuaian suku bunga ini selesai.

Baca juga: IHSG Anjlok, Investor Lokal Dinilai Tak Mampu Menahan Aksi Jual Asing

Berita Rekomendasi

"Indeks bisa kembali ke atas 7.000, kita bisa bandingkan dengan pergerakan saham ketika AS mulai menaikan suku bunga acuan di 2015 hingga 2018. Indeks menguat di periode tersebut, setelah sebelumnya tertekan ketika isu pengetatan moneter AS mulai bergulir," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas