IPO PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk Oversubscribed 50 Kali, Saham Naik dan Auto Reject
Pencatatan perdana saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) mengalami oversubscribed atau kelebihan pesanan hingga 50 kali di BEI
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis perikanan tangkap di Indonesia diyakini memiliki prospek sangat cerah saat ini dan di masa datang. Hal ini tercermin dari pencatatan perdana saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), yang mengalami oversubscribed atau kelebihan pesanan hingga 50 kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat 27 Mei 2022.
Baru saja listing, saham Perseroan sudah menyentuh Auto Reject Atas (ARA) dengan menguat 35 persen atau 35 point di level Rp135 per lembar saham.
ASHA merupakan emiten baru di BEI yang bergerak di bisnis perikanan tangkap sejak 1999.
Usai menyelesaikan masa penawaran umum (IPO) beberapa waktu lalu dengan harga penawaran sebesar Rp100 per lembar, PT Cilacap Samudera Fishing Industry (ASHA) mengumumkan terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed dengan total penawaran yakni sebesar Rp1,2 trilliun.
Baca juga: PGN Bagi Dividen Rp 3 Triliun ke Pemerintah dan Pemegang Saham
Jumlah ini mengalami oversubscribed 50 kali lipat melebihi jatah pooling yang sudah ditetapkan, yaitu sebesar Rp20 miliar atau terjadi kelebihan penawaran 10 kali lipat dari total nilai emisi yaitu Rp125 miliar.
Pencatatan saham ASHA di BEI melibatkan 31.361 investor. Direktur ASHA William Sutioso mengatakan, dari IPO ini pihaknya menargetkan perolehan dana segar sebesar Rp 125 miliar.
"Dana IPO ini sebagian kita gunakan untuk perkuat bisnis kita di perdagangan dan rencana kita ingin akuisisi perusahaan perikanan budidaya. Ini akan jadi value chain buat kita," ujarnya usai acara seremoni pencatatan perdana saham ASHA.
Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp 25 miliar dan perusahaan yang dibidik berbasis di Lamongan, Jawa Timur.
Dia menambahkan, dengan strategi akuisisi ini perseroan akan bisa memperlebar jaringan bahan baku ikan segar dan juga akses pasar, memperkuat bisnis unitnya di sektor perikanan, serta untuk kepentingan operasional perusahaan.
Dia menilai IPO ini merupakan langkah yang tepat untuk perusahaan perikanan agar tetap exist dan dapat bekerja dengan professional.
Baca juga: Saham GOTO Mulai Merangkak Naik, Bagaimana dengan Saham Bukalapak, Ini Kata Analis
"Dengan melantai di pasar modal kami secara tidak langsung membuka kesempatan kepada para nelayan untuk berkolaborasi demi peningkatan ekonomi nelayan Indonesia yang berkelanjutan,” bebernya.
William mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengembangkan sektor perikanan seperti penggunaan teknologi digital yang merupakan keharusan untuk mengoptimalkan hasil tangkapan sekaligus mengefisienkan operasional kapal tangkap.
"Kita juga bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Fakultas Perikanan IPB. Inovasi-inovasi yang dihasilkan dari kampus kita ujicoba di kapal perikanan kita.