Larangan Ekspor Komoditas Meluas ke Sejumlah Negara, Bisa Picu Krisis Pangan?
Tren pelarangan aktivitas ekspor komoditas andalan sejumlah negara kian berlanjut, di saat Indonesia baru saja mencabut larangan ekspor CPO.
Editor: Sanusi
Malaysia mengimpor sekira 60 persen dari kebutuhan pangannya di mana berdampak pada harga impor pangan serta pelemahan ringgit Malaysia.
Baca juga: Krisis Sampah Plastik, Peran Aktif Korporasi Penting untuk Wujudkan Target Pemerintah
Fenomena keterbatasan pangan yang terjadi di sejumlah negara merupakan sinyal peringatan bagi negara lainnya, terutama yang memiliki profil impor yang tinggi terhadap sejumlah negara.
Sri Lanka misalnya yang menjadi contohnya nyata mengalami kekurangan pasokan bahan bakar dan pangan, yang diiringi dengan tidak memiliki likuiditas untuk melakukan pembayaran.
Di mana hal tersebut menyebabkan perlambatan ekonomi, default surat utang negara, hingga menimbulkan kekacauan sosial ekonomi.
Dirinya melihat bahwa aktivitas tersebut hanya bersifat sementara saja dan dampaknya tidak begitu terasa secara global, mengingat Malaysia menduduki posisi 49 dunia atas ekspor unggas pada 2020.
"Namun, dampaknya akan lebih banyak terasa pada tingkat inflasi negaranya. Demikian halnya dengan Indonesia juga tidak masuk dalam top 10 produsen unggas dunia, sehingga belum terbuka ruang bagi Indonesia untuk menggantikan posisi Malaysia yang menghentikan sementara aktivitas ekspor unggasnya," pungkas Nico.