Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jadi Kambing Hitam Krisis Pangan Global, Ini Jawaban Rusia

Negara yang sedang menginvasi Rusia tersebut berkilah krisis pangan terjadi akibat inflasi yang disebabkan oleh negara-negara Barat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jadi Kambing Hitam Krisis Pangan Global, Ini Jawaban Rusia
Shutterstock
Ilustrasi gandum. 

"Bagaimana makanan harus dikirim, jika menjadi sangat sulit untuk membayarnya," kata kepala delegasi.

Sanksi pada Rusia

Baca juga: Dampak Perang Rusia Vs Ukraina, Presiden Bank Dunia Sebut Ancaman Resesi Global di Depan Mata

Wakil menteri mengatakan masalah sanksi terhadap Rusia "jelas akan dibahas dalam format yang berbeda" pada konferensi WTO saat ini. Perwakilan negara-negara Barat, tampaknya, akan kembali mencoba menggunakan forum tersebut untuk menyatakan bahwa masalah yang muncul di pasar dunia adalah konsekuensi dari tindakan Rusia.

"Kami tidak setuju dengan ini. Kami mencoba menjelaskan dengan tenang bahwa kami bermaksud untuk terus berpartisipasi dalam sistem perdagangan internasional," kata Ilyichev.
Rusia "tidak akan memutuskan diri dari dunia dan memutuskan ikatan tradisional," katanya.
Moskow masih melihat "manfaat dalam berpartisipasi dalam perdagangan internasional dan pembagian kerja," kata pejabat itu.

Ketika ditanya apakah negara-negara Barat diharapkan untuk mencoba menggunakan platform WTO untuk memaksakan, seperti yang mereka lakukan di organisasi internasional lainnya, Ilyichev berkata, "Ya, kami berasumsi bahwa [mereka] akan membuat keputusan yang tepat. Pidato yang sama di sini yang telah mereka buat dalam beberapa bulan terakhir. Tapi menurut kami, sekarang perlu untuk setuju untuk kembali ke penerapan normal aturan perdagangan."

Kebijakan sanksi negara-negara yang ditetapkan Rusia sebagai tidak bersahabat, secara efektif menghancurkan sistem ini, kata wakil menteri.

Moskow percaya bahwa perlu untuk membahas bagaimana melestarikan sistem ini, karena tidak ada yang akan mendapat manfaat dari pecahnya dunia menjadi blok. (TASS)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas