Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi dan Suku Bunga Tinggi Menekan Bisnis Startup Hingga Lakukan PHK

Dia menjelaskan, kondisi inflasi yang meningkat dan suku bunga sudah merangkak naik tinggi menjadi penekan untuk bisnis startup.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Inflasi dan Suku Bunga Tinggi Menekan Bisnis Startup Hingga Lakukan PHK
Istimewa
ILustrasi PHK 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sedang mengguncang dunia startup digital saat ini sungguh mengkhawatirkan.

Dia menjelaskan, kondisi inflasi yang meningkat dan suku bunga sudah merangkak naik tinggi menjadi penekan untuk bisnis startup.

"Kondisi makro ekonomi yang melambat seiring dengan kenaikan inflasi memang semakin mengangkat kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga secara agresif.Di mana, ini semakin mempersulit startup digital dalam memperoleh pendanaan," ujar dia melalui risetnya, Kamis (16/6/2022).

Menurutnya Venture Capital pun semakin waspada dalam memberikan pendanaan, bahkan saat ini lebih cenderung mengurangi portofolio investasinya di tengah ketidakpastian ekonomi.

Baca juga: Daftar Startup di Indonesia yang Melakukan PHK Sepanjang Tahun 2022

"Terlebih mayoritas startup digital masih menderita kerugian. Beban yang terlalu tinggi dalam melakukan pemasaran yang kerap disebut bakar uang tentunya menekan kinerjanya," kata Nico.

Dengan demikian, efisiensi menjadi jalan yang harus ditempuh agar dapat bertahan seiring dengan tumpuannya terhadap dana hasil fundraising.

Berita Rekomendasi

Nico mengungkapkan, pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G Plate menyebutkan bahwa pelaku startup digital perlu memperhatikan tiga aspek tata kelola, yaitu prinsip usaha, skema pembiayaan, dan manajemennnya.

Adapun daya tarik investasi pada startup digital saat ini memang dilihat dari prospek di masa yang akan datang, seberapa kuat ekosistem yang bisa diandalkan untuk menggerakkan bisnis secara continuity akan menjadi kunci utama.

Baca juga: Startup Mulai Lakukan PHK, Kementerian Koperasi UKM Diminta Serap Melalui Program Wirausaha Baru

Hanya saja, sekuat apapun ekosistem apabila dihadapkan pada tantangan ekonomi yang mengharuskan masyarakat menentukan skala prioritasnya, tentu saja kebutuhan primer akan diutamakan.

Hal ini yang Nico perhatikan, sekalipun ekosistem tumbuh dan berkembang, inovasi pun dilakukan, tapi selama masyarakat mulai memilah prioritas konsumsinya, tentu hal ini berpotensi untuk mengurangi transaksi yang terjadi dalam dunia digital.

"Lalu, tentu saja akan membuat fee komisi bagi aplikasi tersebut berkurang. Pasalnya, kondisi makro yang dipenuhi ketidakpastian seiring dengan kenaikan harga energi dan pangan di mana semakin mengangkat inflasi memberikan tekanan pada daya beli masyarakat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas